Asalamualaikum.....wr wb..
Halo..... ikwan dan ahwat, kususnya para remaja muslim, di sluruh dunia, kususnya ya indonesia.
mau tanya nih ane, gimanasih kalian sebagai remaja ,atau orang muslim, menyikapi, hari kasih sayang biasa juga banyak orang sebut VALENTINE'S DAY..... bayaksi bukan orang muslim yang bilang..
Maaf..maaf ajeh yah.. kalo menurutku si gak "Penting Baget,......"(gaya bicara andarei OVJ).jangan sapai kita umat muslim terjebak, yah soalnya hari kasih sayang itu tiap hari kali ,soalnya aku selalu menyayangi orang-orang terdekat ku, dia tuh keluarga temen dll, nih ada pandangan buat kalian judulnya
Sex on Valentine’s Day
Semoga masih bisa menolong kawan-kawan remaja muslim agar tak
ikut-ikutan pesta Valentine’s Day yang emang nggak bener menurut syariat
Islam. Saya yakin banget kalo media Islam lainnya udah ngasih tahu
tentang keharaman bagi kaum muslimin merayakan Valentine’s Day. Silakan
surfing di Mbah Google ya. Kamu bakalan nemuin informasi berharga
seputar larangan merayakan pesta kaum pagan di masa Romawi Kuno ini.
Kalo penasaran, silakan cari dengan keyword: “Hukum merayakan
Valentine’s Day” (catatan: saat saya mencarinya pada pukul 06:24 WIB, di
hari Jumat 10 Februari 2012, Google menampilkan 167.000 data dalam
waktu 0,22 detik).
Ngomong-ngomong soal Valentine’s Day, ternyata tak cuma bicara soal
kasih sayang. Nggak. Justru ada anggapan bahwa Valentine’s Day tanpa
seks, bagai sayur tanpa garam. Ah, bilang aja pengen ada kebebasan dalam
seks. Bahaya banget sobat! Ya, siapa sih yang nggak kenal pesta
Valentine? Hajatan ini seolah udah jadi menu wajib sebagian besar
muda-mudi sedunia untuk melampiaskan kasih sayangnya dengan gandengan
mereka masing-masing. Nggak kecuali di negeri ini. Maklumlah, namanya
juga globalisasi. Jarak bukan lagi persoalan. Kamu bisa mengintip
belahan dunia lain hanya lewat internet dan televisi yang dibantu
satelit. Menjelajah dunia maya bukan berarti cuma dapetin info aja, tapi
sekaligus kita jadi memahami budaya mereka., termasuk Valentine’s Day
ini.
Pesta Valentine’s Day ini seringkali dijadiin sebagai puncak
perwujudan kasih sayang. Katanya sih, kesetiaan dan pengorbanan
seseorang bisa diukur dari perhatiannya di acara itu. Kalo misalnya
salah satu dari pasangan yang sedang dimabuk cinta itu menolak hadir di
acara itu, atau nggak mau terima kado yang diberikan sang pujaan hati,
bisa dicap pengkhianat cinta, lho. Halah, lebay banget dah!
Itu sebabnya, setiap pasangan wajib merayakan pesta itu dan
menumpahkan kasih sayangnya dengan penuh suka-cita. Apalagi dengan
adanya acara yang seolah-olah legal itu, maklum dirayakan di seluruh
dunia, teman-teman remaja jadi merasa sah berbuat apapun di ajang itu.
Kacau banget kan?
Tapi, apa bener kalo cinta dan kasih sayang di acara Valentine’s Day
(VD) tanpa seks tuh garing? Jawabannya tergantung kepada siapa kita
bertanya. Kalo bertanya kepada para ‘penjahat kelamin’ pasti jawabannya
cinta dan kasih sayang di acara VD tanpa seks nggak seru bin garing.
Mereka memang pemuja seks dan apapun yang ada di pikirannya selalu seks
dan segala hal berbau seks. Sehingga apapun kegiatannya, selalu
dihubungkan dengan seksualitas. Udah gitu, dengan jalan yang haram pula
dalam mengekspresikan seksnya. Bahaya!
Atas nama seks
Hmm… jangan bermain api sobat, nanti kebakar sendiri. Awalnya kecil, lama-lama bisa mbleduk, lho. Kasus kebakaran rumah or pasar juga awalnya dari api yang kecil. Tul nggak? Nah, pesta valentine ini bisa dibilang sebagai sarana yang dianggap ‘legal’ untuk menumpahkan kasih sayang. Hati-hati lho, gaul bebas bisa bablas euy! Ujungnya ya bikin bahaya bagi kamu, Bro!
Pernah lho rame diberitain di media massa bahwa ketika usai hajatan Valentine’s Day, ditemukan banyak kondom di sana. Saya pikir kamu cukup cerdas dan bisa menebak apa yang udah terjadi di acara itu (bukan abis niupin balon kan?). Yup, bebas berbuat apa saja termasuk saling ‘menubruk’ dengan pasangannya masing-masing. Dan, siapa tahu malah ada yang eksperimen dengan pasangan yang lain, saling tukar make (emangnya sepatu?). Naudzubillahi min dzalik.
Hmm… jangan bermain api sobat, nanti kebakar sendiri. Awalnya kecil, lama-lama bisa mbleduk, lho. Kasus kebakaran rumah or pasar juga awalnya dari api yang kecil. Tul nggak? Nah, pesta valentine ini bisa dibilang sebagai sarana yang dianggap ‘legal’ untuk menumpahkan kasih sayang. Hati-hati lho, gaul bebas bisa bablas euy! Ujungnya ya bikin bahaya bagi kamu, Bro!
Pernah lho rame diberitain di media massa bahwa ketika usai hajatan Valentine’s Day, ditemukan banyak kondom di sana. Saya pikir kamu cukup cerdas dan bisa menebak apa yang udah terjadi di acara itu (bukan abis niupin balon kan?). Yup, bebas berbuat apa saja termasuk saling ‘menubruk’ dengan pasangannya masing-masing. Dan, siapa tahu malah ada yang eksperimen dengan pasangan yang lain, saling tukar make (emangnya sepatu?). Naudzubillahi min dzalik.
Sobat, tenang en kalem aja. Karena kita yakin kok, bahwa nggak semua
remaja tuh bejat banget. Ada yang setengah bejat, hampir bejat, dan
mungkin rada alim dan sangat alim. Nggak bisa pukul rata. Masih ada juga
kok yang nggak setuju kalo cinta sama dengan seks. Nggak sedikit juga
yang mengkritik pesta Valentine yang diisi dengan sex party.
Memang sih kita nggak menutup mata kalo di tengah masyarakat kita,
yang muslim sekalipun, masih banyak yang ogah belajar syariat Islam.
Aneh kan? Masa agamanya sendiri nggak dijadikan untuk ngatur
kehidupannya. Ngawur banget kalo ada remaja muslim yang memilih gaya
hidup selain Islam sebagai rujukannya. Itu sebabnya, kita bisa saksikan
mereka ikut larut dalam acara Valentine’s Day yang dikemas sedemikian
rupa. Diembel-embeli bahwa VD adalah hari kasih sayang dan harus
diekspresikan dengan berhubungan seks bebas di acara tersebut. Hah?
Jangan mau ditipu, sobat! Gawat, kalo sampe seks pranikah digemari
temen-temen remaja.
Hedonisme di tengah kita
Dalam Kamus Inggris-Indonesia karangan John M. Echols & Hassan Shadily, “hedonism” diartikan sebagai “Paham yang dianut orang-orang yang mencari kesenangan semata-mata”. Suatu way of life alias jalan hidup yang mengedepankan kesenangan itu, meliputi pola pikir dan perasaan, penampilan lahiriah dan perilaku.
Dalam Kamus Inggris-Indonesia karangan John M. Echols & Hassan Shadily, “hedonism” diartikan sebagai “Paham yang dianut orang-orang yang mencari kesenangan semata-mata”. Suatu way of life alias jalan hidup yang mengedepankan kesenangan itu, meliputi pola pikir dan perasaan, penampilan lahiriah dan perilaku.
Wah, ini bisa kamu lihat sendiri kenyatannya di lapangan. Banyak lho
teman kita yang doyan dugem dan seks bebas. Duit ‘dibuang-buang’ dalam
pesta narkoba, miras, dan bahkan seks bebas.
Sobat muda muslim pembaca setia gaulislam, itu sebabnya, dalam
masyarakat kita saat ini, hedonisme kemudian dimaksudkan sebagai sikap
dan perilaku yang menyukai pemilikan, pemakaian barang-barang atau
hal-hal mewah bin mahal sebagai kebutuhan dan perlengkapan hidup
sehari-hari demi kepuasan diri, untuk menunjukkan status atau identitas
diri. Nah, kalo kini tren-nya bahwa Valentine kudu ngesek juga, maka
yang nggak ikutan tren dianggap nggak gaul (logika jongkok tuh!)
Nah, hedonisme yang muncul dalam masyarakat kita memang bukan hanya
pemilikan dan pemakaian barang mewah tapi juga penyalahgunaan narkoba
(narkotika dan zat berbahaya lainnya), cara bergaul, hubungan seks
bebas, biseks dan homoseks seperti kecenderungan sebagian kaum berduit
jaman kiwari. Kasihan juga ya?
Bro en Sis, nggak mungkin cinta sehat bisa diraih lewat pacaran atau
sekadar diungkapin tulus (ngakunya sih) di acara Valentine. Kamu kudu
yakin, bahwa ngadain acara Valentine’s Day bareng pacar kamu bakalan
bikin bencana (ane bukan tukang ramal lho). Bukan apa-apa, meningkatkan
hubungan cinta kasih dengan pacarmu di hari “kasih-sayang” itu, adalah
jalan pintas menuju perzinaan (aduh, moga kuping kamu yang ngerasa
langsung merah. Sori, tapi kita kudu nulis begini biar kamu juga ngeh).
Jadi nih, kalo cinta diartiin juga dengan kudu main seks pranikah,
itu namanya bukan cinta sehat yang bisa kamu raih, tapi justru cinta
yang ternoda. Cinta yang sakit! Itu bukan atas nama cinta, tapi atas
nama seks! Ada baiknya inget nih sama pesan Rasulullah saw.melalui
sabdanya:
“Apabila zina dan riba telah merajalela di suatu negeri,
maka rakyat di negeri itu sama saja telah menghalalkan dirinya untuk
menerima azab Allah.”
(HR ath-Thabrani, al-Hakim dari Ibnu Abbas)
Jangan ikuti budaya jahiliyah
Ada baiknya kamu tahu (bagi yang belum tahu) dan bagi yang udah tahu diingatkan lagi bahwa budaya Valentine’s Day bukan berasal dari ajaran islam. The World Book Encyclopedia, vol. 20 (1993) melukiskan banyaknya versi mengenai Valentine’s Day. VD awalnya adalah perayaan Lupercalia yang merupakan rangkaian upacara penyucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda dan pemudi saling mencari pasangan dengan undian. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala.
Ada baiknya kamu tahu (bagi yang belum tahu) dan bagi yang udah tahu diingatkan lagi bahwa budaya Valentine’s Day bukan berasal dari ajaran islam. The World Book Encyclopedia, vol. 20 (1993) melukiskan banyaknya versi mengenai Valentine’s Day. VD awalnya adalah perayaan Lupercalia yang merupakan rangkaian upacara penyucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda dan pemudi saling mencari pasangan dengan undian. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala.
Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara
ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani. Di antara pendukungnya
adalah Kaisar Constantine dan Paus Gregory I (lihat: The Encyclopedia
Britannica, vol. 12, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan
lagi pada ajaran Kristen, pada tahun 496 M, Paus Gelasius I menjadikan
upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint
Valentine’s Day untuk menghormati St.Valentine yang mati pada 14
Februari. (lihat: The World Book Encyclopedia, 1998).
The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan
ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya
dilukiskan telah mati pada masa Romawi. Namun demikian, tidak pernah ada
penjelasan siapa “St. Valentine” yang dimaksud, juga dengan kisahnya
yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber
mengisahkan cerita yang berbeda.
Jadi, bagaimana hukum merayakan Valentine’s Day bagi kaum muslimin? Haram! Sebabnya, acara itu bukan ajaran Islam. Inget lho, sabda
Jadi, bagaimana hukum merayakan Valentine’s Day bagi kaum muslimin? Haram! Sebabnya, acara itu bukan ajaran Islam. Inget lho, sabda
Rasulullah saw., “Barangsiapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut” (HR Tirmidzi)
Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi saw. beliau bersabda: “Belum
akan terjadi kiamat sebelum umatku mengikuti jejak umat beberapa abad
sebelumnya, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta.” Ada
orang bertanya, “Ya Rasulullah! Mengikuti orang Persia dan Romawi?”
Jawab beliau: “Siapa lagi orangnya selain ini?” (HR Bukhari)
gimana temen... di tungu komentarnya... sumber dari Sex on Valentine’s Day
0 komentar:
Posting Komentar