Fauzi Baadila: Gue Gak Butuh Diajari Orang-orang JIL. Iye Nggak!!
JAKARTA (VoA-Islam) – Tak banyak artis seperti
Fauzi Baadila yang punya nyali untuk tampil ke hadapan publik seraya
menyatakan sikap perlawannya terhadap pemikiran Jaringan Islam Liberal
(JIL). Ketika di jumpai VoA-Islam dalam Apel Siapa Umat Islam
Indonesia Damai Tanpa Liberalisme di Bunderan HI, Jakarta, Jum’at (9/2)
Oji -- begitu ia akrab disapa – memuntahkan kekesalannya pada makhluk
bedebah bernama JIL.
Ketika ditanya, kok mau ikut komunitas #Indonesia Tanpa JIL? Oji
dengan bersemangat menegaskan, kita komunitas Indonesia Tanpa JIL adalah
gerakan yang murni, independen, tidak ditunggangi oleh siapa pun, baik
oleh partai politik atau ormas manapun. “Kita bergerak atas nama nurani,
menolak dari segala kotoran-kotoran hasil pemikiran orang-orang JIL,”
kata Oji dengan bahasa gaol, khas anak Jakarta.
Kata Oji, mereka (aktivis JIL) nggak perlu ngajari kita beragama.
Islam sudah sempurna. Mereka nggak usah mengolok-olok agama ini (Islam).
Kita nggak butuh pemikiran orang-orang JIL.
Siapa sangka, rupanya biar masih begajul, seperti diakuinya sendiri,
Oji diam-diam mengikuti pemikiran para aktivis JIL di dunia maya selama
dua tahun. “Gue ngikuti pemikiran mereka sudah dua tahun. Cuma, kalau di
media, gua juga nggak mau terlalu sok pinter, males gue. Yang jelas,
gue tahu pemikiran mereka kayak gimana. Jangan dibilang gue nggak ngerti
pemikiran mereka. Kantor mereka di depan rumah gue. Iye nggak!!” ujar
Oji menggebu-gebu.
Salah satu pemikiran JIL yang dianggap nyeleneh, menurut Oji adalah
ketika aktivis JIL bilang, Islam agama oplosan, orang JIL itu bilang,
finalitas kenabian Nabi Muhammad Saw harus ditinjau ulang. Itu cuma
sedikit dari sekian banyak yang aneh dan nyeleneh dari pemikiran mereka.
Fauzi yang hari itu berpakaian kaos oblos bertuliskan #Indonesia
Tanpa JIL mengatakan, ia tidak sendiri. Ia bersama para teman-teman
seniman lainnya turut gabung dalam Apel Siaga Umat Islam Menolak
Liberalisme.
“Temen-temen gue di komunitas anti JIl, ada sutradara film, anak
band, dan kita bukan anggota ormas, dan memang gak ada urat-urat ormas
di muka gue. Gue nggak ada hubungannya dengan politik atau ormas. Loe
lihat temen gue rambutnya mohawk, anak punk, dicat merah (sambil
menunjuk personil Purgatory).Iye nggak!!”.
Oji mengaku, meski dirinya bukan muslim yang alim, lurus, dan
biasa-biasa saja, tapi kalau agamanya (Islam) dihina dan dijelek-jelek,
maka sebagai muslim ia berani tampil di barisan terdepan untuk membela
tanpa pernah ada keraguan sedikit pun. “Gue nggak ragu kalau agama gue
dihina. Sebagai muslim kita harus bangkit. Titik.”
Bukankah di kalangan liberal, juga terdapat sutradara yang nyeleneh.
Sebut saja Hanung Bramantyo. Anda tidak takut dikucilkan? “Iye, banyak,
gue tahu. Bagi gue, itu nggak penting, rezeki dari Allah. Nggak ada
urususan, mau sutradara ini itu. Mau dikucilkan kek, nggak ada urusan
(disebut 3 kali). Yang jelas, gue nentang JIL, gue menentang pemikiran
mereka, gue nggak peduli.”
Lebih lanjut Oji mengungkapkan, mereka (aktivis JIL) ngaku-ngaku
intelektual, padahal mereka membuang kotoran pemikiran, yang terbungkus
intelektual dan cendekiawan. “Nggak ada itu intelektual, cendekiawan,
tapi menghina agama. Gelinciran orang dari agama Islam. apanya
intelektual, Haaahh! Iye Nggak!!”
Kata Oji, “Cendekiawan apa yang hina agama? Gue sih bukan
cendekiawan. anggap aje gue orang bego. Hahh..Cuma gue nggak suka sama
orang yang ngaku cendekiawan, tapi mengolok-olok Islam. Gue memang
belum jadi muslim yang bener, gue masih ngaco. Tapi gue nggak sudi agama
gue dihina. Iye nggak!!”
Sekali lagi, Oji menegaskan, dia tidak ada urusan dengan FPI atau
partai manapun. “Nggak ada urusan ame siape2. Gue independen. Nggak usah
dikait-kaitkan deh. Loe tahu, orang liberal atau JIL, kalo ngomong wah
paling jago melintir-melintir. Iye nggak!!”
Pernah ketemu orang JIL? “Gue sih ketemu nggak pernah, tapi kantornya
di depan rumah gue, di Utan Kayu. Jadi jangan dibilang gue kagak tau."
Dalam pernyataan sikap yang direalese JIL, masyarakat Utan Kayu
dukung JIL. Apa benar? “Gue, anak Utan Kayu, Begitu juga juga
temen-temen gue (sambil menunjuk di sebelahnya) juga orang Utan Kayu,
dan temen gue ini orang yang pertama ikut demo, saat kantor JIL
berdiri.”
Komentar anda, kantor JIL pernah diserbu? “Gue bukan urusan
serbu-serbuan, gue cuma nentang pemikiran mereka, gue nggak mau urusan
fisik gitu-gitu. Yang jelas, gue nggak perlu mendebat mereka. Nggak
perlu didebatin sama orang kayak geto, iye nggak. Dari omongannnya
sendiri, kita sudah tahu, aneh dan nyeleneh. Gila! Mereka bilang,
finalitas kenabian Nabi Muhammad perlu dipertanyakan ulang, itu kan sama
saja menggugat kalimat syahadat. Iye nggak!!”
Kafir donk mereka? “Gue nggak mau bilang mereka kafir, cuma ini sudah offside. Nggak boleh dibiarin. 10-30 tahun ke depan, akidah genersi muda yang nggak ngerti bisa jebol,” kata Oji prihatin.
Apakah JIL harus dibubarkan? “Yang pasti, mau bubar mau kagak,cuma
jangan jelek-jelekin agama yang gue yakini. Iye nggak!!” kata Oji dengan
mata melotot. Desastian
sumber voaislam
0 komentar:
Posting Komentar