skip to main |
skip to sidebar
di
04.36
Ketika hendak menuliskan judul artikel jujur saya terinspirasi dari buku setebal 128 halaman karya Farid Gaban dan Zaim Uchrowi yang saya beli di tahun 1993, Dor! Sarajevo.
Buku itu diberi tagline “Sebuah Rekaman Jurnalistik Nestapa Muslim
Bosnis”. Buku itu ditulis oleh Farid Gaban saat ditugaskan meliput
Perang Bosnia di tahun 1992. Ya, buku ini menuliskan tentang nestapa
Muslim Bosnia yang dibantai tentara Serbia. Nah, hubungannya dengan
judul artikel ini adalah sama-sama ada ‘bunyi’ “dor!” untuk
menggambarkan suara tembakan. Namun dalam artikel ini saya menulisnya
terkait penembakan massal (yang selalu berulang kali terjadi) di Amerika
Serikat.
Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam, kamu yang rajin
ngikutin perkembangan berita baik di dalam maupun luar negeri, kayaknya
masih inget dengan kasus terbaru, yakni yang terjadi pada Jumat, 14
Desember 2012 kemarin. Yup! 20 anak SD Sandy Hook, Newtown, Connecticut
itu meregang nyawa setelah diberondong peluru oleh Adam Lanza. Selain
menghabisi nyawa anak-anak SD itu, Adam Lanza menembak 6 orang dewasa
(para guru sekolah itu), termasuk ibunya sendiri, terakhir doi bunuh
diri. Presiden Obama pun dikabarkan mewek menyaksikan kabar ini. Hal
yang tidak dilakukannya saat ratusan anak Gaza, Palestina dibunuhi
Israel pada November 2012 lalu. Grrrh…
Kasus penembakan massal di Amerika polanya hampir mirip dari
kejadian-kejadian sebelumnya. Pelaku membawa senjata, memuntahkan
amunisi dengan mengarahkan ke calon korbannya. Setelah itu, umumnya sang
pelaku menembak dirinya sendiri. Kejadiannya pun hampir selalu di
sekolah atau kampus. Kita patut bertanya, ada apa sebenarnya dengan
perilaku sosial masyarakat Amerika dan bagaimana negara mengatur
kehidupan warga negara secara umum di sana. Betul nggak sih?
Bukan yang pertama
Kalo Mega Mustika, yang penyanyi dangdut itu pernah mendendangkan
“Bukan yang Pertama”di awal tahun 1990-an (seingat saya sih, tapi tahun
pastinya saya lupa lagi, denger lagu ini pas saya SMA kayaknya), maka
subjudul ini meski sama dengan judul lagu itu, tapi maksudnya berbeda.
Jelaslah. BTW, ngapain juga saya nulis ngehubung-hubungin subjudul ama
lagu dangdut itu ya? Hahahaha.. baru inget, ternyata sepertinya saya
kena ‘sindrom’ nostalgila, eh, nostalgia. Sori ya Bro en Sis kamu dibikin bingung.
Ok, back to topic. Kasus penembakan massal dengan sasaran
anak sekolah bukan yang pertama lho di AS. Berdasarkan catatan detik.com
pada 16/12/2012, setidaknya ada 9 kasus lainnya seputar penembakan
brutal di sekolah yang skalanya merupakan yang terparah sepanjang
sejarah AS. Pertama penembakan brutal di kampus Virginia Tech,
Blacksberg, Colorado, terjadi pada 16 April 2007 lalu. 32 orang tewas,
ditambah pelaku. Pelaku penembakan merupakan salah seorang mahasiswa
setempat yang diketahui bernama Seung Hui Cho (23).
Kejadian berikutnya di University of Texas. 16 orang tewas ditambah
si pelaku. Penembakan brutal di University of Texas terjadi sudah cukup
lama, yakni pada 1 Agustus 1966 lampau. Pelaku merupakan seorang mantan
anggota Marinir AS bernama Charles Whitman (25), yang ternyata pernah
kuliah di kampus tersebut.
Nggak ketinggalan kasus penembakan di SMA Columbine, Littleton,
Colorado yang terjadi pada 20 April 1999 lalu. 13 orang tewas ditambah 2
pelaku. Pelakunya ialah dua orang siswa laki-laki yang bernama Eric
Harris (18) dan Dylan Klebold (17). Keduanya melepas tembakan secara
brutal ke arah para siswa yang ada di halaman sekolah.
Selain itu, terjadi juga penembakan massal di SMA Red Lake, 9 orang
tewas ditambah si pelaku. Insiden penembakan di SMA Red Lake, Minnesota,
terjadi pada 21 Maret 2005 lalu. Pelakunya bernama Jeffrey Weise yang
masih berusia 17 tahun.
Bro en Sis, kasus penembakan massal nggak hanya untuk anak SD dan SMA
lho, sebab ada juga yang kasusnya menimpa anak kuliahan. Yup, insiden
penembakan di University of Iowa terjadi pada 1 November 1991 silam. 5
orang tewas ditambah si pelaku. Pelaku merupakan salah seorang lulusan
kampus tersebut, Gang Lu (27).
Masih ada ngga? Ada. Yakni kejadian di Sekolah Khusus Penganut Amish,
5 orang tewas ditambah si pelaku, di wilayah terpencil di Nickel Mines,
Pennsylvania ini terjadi pada 2 Oktober 2006 lalu. Pelaku yang bernama
Charles Carl Roberts IV (32) khusus menargetkan para siswi putri dari
sekolah yang bernama West Nickel Mines School ini.
Ada lagi penembakan brutal di Sekolah Menengah Westside, Jonesboro,
Arkansas terjadi pada 24 Maret 1998 lalu. Ada dua pelaku dalam aksi
penembakan, yakni Mitchell Johnson (13) dan Andrew Golden (11), yang
sama-sama merupakan siswa sekolah tersebut.
Mirip di Sandy Hook kemarin, teryata ada kejadian serupa lho di SD
Cleveland, Stockton, California. Insiden penembakan tersebut terjadi 17
Januari 1989 silam. Terakhir yang berdasarkan laporan detik.com, adalah
insiden penembakan terjadi di University of Arizona pada 28 Oktober 2002
lalu. Korban tewas 3 orang, ditambah si pelaku. Pelaku yang bernama
Robert Flores (40) merupakan seorang mahasiswa keperawatan di kampus
tersebut.
Oya, jangan lupakan juga kasus penembakan massal di Aurora, Colorado,
pada hari Jumat 20 Juli 2012, James Homes (24) menembaki para penonton
di bioskop 16 Century yang tengah memutar film perdana “The Dark Knight
Rises”. Dilaporkan 12 orang tewas, dan puluhan lainnya mengalami
luka-luka.
Bro en Sis rahimakumullah, ‘penggila’ gaulislam, Republika Online
pada 16 Desember 2012 kemarin, menurunkan berita bahwa pelaku penembakan
di SD Sandy Hook, Adam Lanza adalah penyendiri. Dia tertarik dengan
hal-hal berbau mekanik, terlebih komputer. Oleh karena itu, Adam dan
kakaknya, Ryan, masuk klub teknologi di SMA Newtown. Klub tersebut
memberi kesempatan kepada para siswa untuk bekerja di komputer,
videotape, dan menciptakan siaran berbasis publik.
Tech club, nama organisasi ekstra sekolah itu, populer di kalangan
para siswa ‘aneh’. Adam, yang masuk ke dalam klub tersebut, memiliki
masalah akibat rendahnya kemampuan sosial. “Anda mempunyai anak muda
yang sangat ketakutan. Dia sangat gugup ketika berhadapan dengan orang,”
ujar Richard Novia, penasihat Tech Club.
Hmm… dari kasus penembakan massal yang sering terjadi di Amerika ini
kita memiliki pelajaran berharga, betapa sebenarnya banyak masyarakat
Amerika yang kepribadiannya rapuh, kesepian dan emosinya meledak-ledak.
Pelaku penembakan massal bukan hanya dilakukan remaja, tetapi juga oleh
orang dewasa. Parahnya, ketersediaan senjata api di sana lebih mudah
didapat secara legal selama mampu membelinya. Padahal itu berpotensi
membahayakan pengguna dan orang di sekitarnya. Benarlah adanya pepatah
“the man behind the gun”, senjata itu tergantung orang yang
menggunakannya. Kalo polisi dan militer menggunakan senapan memang
pantas meski mereka pun harus dilatih pikiran dan perasaan agar tak
sembarang melepas timah panas ketika amarahnya tersulut untuk hal-hal
yang bukan semestinya. Lha gimana jadinya kalo senjata api digunakan
oleh orang yang kesehatan jiwanya terganggu? Bisa berbahaya, Bro en Sis.
Oya, hampir lupa, banyaknya game atau film kekerasan bisa menginspirasi
juga lho orang berbuat jahat. Waspadalah!
Sobat muda muslim, umumnya seseorang yang rapuh mentalnya seringkali
mudah putus asa, mudah marah, gampang mewek nggak jelas, mengutuki
kegagalan diri, menyalahkan orang lain dan sejenisnya. Hadeuuh akan
lebih gawat lagi kalo dia kemudian agresif menyerang orang lain atau
merusak lingkungan sekitarnya.
Solusi jitu? Terapkan syariat Islam, dong!
Pada kondisi tertentu banyak orang merasa kesepian dan galau
hidupnya. Namun, bagaimana pun beratnya menghadapi persoalan diri dan
kehidupan, bagi seorang muslim yang taat akan tetap sabar hadapi
kenyataan. Nggak gampang frustasi, nggak mudah depresi. Sebab, kita,
kaum muslimin memiliki konsep hidup yang benar dan jelas.
So, kalo kamu baca al-Quran saja, ada banyak ayat yang bisa
memberikan ketenangan bagi pikir dan rasa kita. Sebab, al-Quran juga
sebagai petunjuk dan penawar (obat) bagi orang-orang yang beriman. Allah
Ta’ala berfirman (yang artinya): “Dan Kami turunkan dari al-Quran
suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan
al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain
kerugian.” (QS al-Israa [17]: 82)
Dalam ayat lain, “Sesungguhnya al-Quran ini memberikan petunjuk
kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada
orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada
pahala yang besar,” (QS al-Israa [17]: 9)
Kalo kamu masih penasaran, boleh coba buka ayat ini, “Katakanlah: “al-Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin.” (QS Fushshilat [41]: 44)
Ya, al-Quran adalah pedoman dan petunjuk bagi kita, orang-orang yang beriman. Allah Swt. berfirman (yang artinya): “al-Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.” (QS al-Jaatsiyah [45]: 20)
Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Selain penjelasan
dalam al-Quran, Rasulullah saw. juga memberikan tuntunan dalam
sabdanya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw.
bersabda, “Tidak ada suatu kaum pun yang berkumpul dalam suatu rumah
dari banyak rumah Allah (masjid) lalu mereka membaca ayat-ayat Allah
dan mempelajarinya bersama-sama kecuali diturunkan bagi mereka
ketenangan, dilimpahkan kepada mereka rahmat, para malaikat memuliakan
mereka dan Allah pun akan menyebut siapa pun yang mengingatNya.” (HR Muslim)
Bagi kita, kaum muslimin dan insya Allah sebagai mukmin sejati,
cukuplah Allah yang layak disembah dan dimintai pertolongan. Kalo lagi
galau jangan diturutin aja maunya perasaan hati kita, bisa-bisa malah
akhirnya depresi atau frustasi. Tetapi cobalah merenung, interospeksi
diri dan berusaha untuk tetap sabar dan tenang. Bacalah al-Quran,
temukan solusinya. Bergaul lebih banyak dengan orang-orang shalih dan
yang memiliki ilmu, agar kita nggak sesat jalan.
Oya, syariat Islam bukan semata untuk menyelamatkan seseorang, tetapi
juga banyak orang. Itu sebabnya, lebih keren lagi kalo negara yang
menerapkannya untuk kemaslahatan manusia yang lebih luas lagi. Perhatian
Islam dalam masalah jelasnya keturunan, perlindungan terhadap akal
manusia, kehormatan, nyawa, harta, rasa nyaman beragama, juga tentang
rasa aman, dan pembelaan terhadap negara. Hmm.. selengkapnya silakan
baca buku karya Muhammad Husain Abdullah, yang judulnya Studi Dasar-dasar Pemikiran Islam, hlm. 81-84 atau boleh juga dalam buku saya, yang judulnya Yes! I am MUSLIM
yang diterbitkan pada 2007. Di situ ada banyak penjelasan seputar
syariat Islam yang diterapkan sebagai ideologi negara dan keunggulannya
yang dikemas dengan bahasa yang mudah dipahami remaja. Insya Allah.
Oke deh sobat, akhirul keyboard, kasus penembakan massal di
Amerika—yang pelakunya kemudian melakukan bunuh diri—adalah fakta bahwa
mereka tidak memiliki solusi atau jalan keluar dari masalah yang
menderanya. Memang kita tidak menafikan bahwa ada banyak juga fakta
orang di Amerika yang stabil emosi dan mentalnya, namun ketersediaan
senjata api—yang tentu saja lebih mematikan ketimbang pisau—sangat mudah
didapat secara legal. Sehingga, kejadian yang terus berulang itu
menunjukkan bahwa pemerintah Amerika tidak belajar dari kasus-kasus
sebelumnya. Kita lihat saja nanti—bukan mendoakan lho, akan banyak lagi
kasus terjadi di sana karena minimnya perhatian negara terhadap masalah
itu. Dor!
0 komentar:
Posting Komentar