Jumat, 21 Desember 2012

Menjadi Muslimah Cantik Nan Cerdas

0komentar
Setiap wanita adalah cantik. Dia terlahir indah dan telah menjadi fitrahnya untuk mencintai keindahan. Wanitapun juga suka melakukan banyak hal agar pesona kecantikannya semakin terpancar. Namun tahukah kita jika betapapun tingginya nilai kecantikan itu, tetap akan terasa hambar jika sebuah kecerdasan tidak diusahakan untuk dimilikinya?

Ketika seorang wanita tidak cerdas mendidik hatinya, maka siapapun pasti akan tahu bahwa tiada lagi kecantikan akhlak atasnya.
Ketika wanita tidak cerdas dalam berinteraksi dengan sesamanya, maka kecantikan tentang jati dirinya seakan diragukan oleh makhluk disekelilingnya.

Ketika kecerdasan itu tidak dia hadirkan dalam caranya berdialog atau berbicara, maka kecantikan juga dengan mudah lenyap dari dirinya, yang kemudian berganti dengan julukan penggosip dan atau perempuan kasar.

Ketika kecerdasan juga tidak ada dalam caranya berperilaku dalam kesehariannya, maka tidak akan ada pula kecantikan yang terpancar atas predikatnya sebagai seorang wanita.
Sungguh, Kecerdasan tak hanya melulu dilihat dari kuatnya daya ingatnya atas sesuatu, atau hanya tercetak dalam lembaran catatan akademis, tapi lebih pada kesadaran wanita itu sendiri untuk menampilkan dirinya sebagai wanita dengan segenap nalurinya yang memang indah dan pantas untuk dihormati.
Begitupun halnya dengan sebuah kecantikan. Kecantikan yang utama tidaklah hanya terbatas pada bagaimana caranya seorang wanita memoles muka, menuturkan bahasa dan atau menempatkan diri dalam pergaulannya. Namun kecantikan yang sesungguhnya terletak dalam cerdasnya dia menjaga diri dan kehormatannya. Yaitu, ketika seorang wanita cerdas dalam menata dirinya sesuai dengan aturan Allah subhanahu wata'ala.
Jika hal tersebut dipenuhinya, maka kecantikan yang ada padanya tidak akan menjadi santapan liar laki- laki yang hanya melihat wanita tersebut dengan nafsu. Atau dengan kata lain wanita tersebut tidak akan hanya dibutuhkan oleh lelaki sebagai obyek yang hanya dilihat, dipikat, disikat, lalu ditinggal minggat, tetapi benar benar punya kelas dan partner handal untuk diajak berdebat.

Jadi, kecantikan dan kecerdasan bukanlah dua sisi yang harus dipilih namun harus digabungkan. Hal ini karena jika dua pesona itu bergabung dalam diri wanita, tentu saja hal itu akan menjadikan makhluk indah bernama wanita, terlihat semakin indah.

Memang, di dunia ini tidak ada kata sempurna, pun demikian halnya dengan kepemilikan sebuah kecerdasan dan keindahan dalam diri wanita. Namun percayalah, bahwa wanita yang mengusahakan agar kecerdasan dan kecantikan itu selalu ada dalam dirinya, tentu saja akan memiliki nilai lebih, dan akan nyaris mendekati sempurna.
Selanjutnya, wanita seperti ini tentunya juga akan lebih mudah dipilih oleh laki- laki yang sholeh dari pada mereka yang hanya terlihat sibuk untuk tampil indah dengan rangkaian perhiasan bling bling di tubuhnya saja.

palestine

0komentar

 
palestine kini sudah bebeas

Menurut Ramalan Suku Maya hari ini Kiamat, Apa Kata MUI?

0komentar
news
JAKARTA (voa-islam.com) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau masyarakat untuk tidak resah dengan isu kiamat yang didasarkan pada perhitungan kalender Suku Maya pada 21 Desember 2012. MUI meminta masyarakat Muslim tidak mempercayai ramalan itu.

"Kiamat itu hanya isu saja, jangan ditanggapi dengan serius," kata Ketua MUI, Ma'ruf Amin di Jakarta, Rabu (19/12/2012).

Bagi umat Islam, tambah Ma'ruf, kiamat merupakan keniscayaan. Namun, tidak ada satu pun manusia yang bisa tahu kapan kiamat bakal terjadi. "Kalau manusia, tidak akan pernah tahu kapan terjadinya kiamat, hanya dikasih tanda-tanda saja," tutur dia.

Menurut Ma'ruf, dalam Al-Qur’an sudah dijabarkan berbagai tanda menjelang hari kiamat. Namun, menurut dia, untuk saat ini belum ada tanda yang menunjukkan kiamat akan berlangsung pada hari Jumat nanti. Namun, "Kita, umat Islam, harus percaya kalau kiamat bakal terjadi."

Isu kiamat itu berasal dari perhitungan kalender Suku Maya yang akan berakhir pada 21 Desember 2012. Namun, sejumlah kalangan mengatakan ramalan kiamat tersebut hanya sebagai bentuk kesalahan penafsiran terhadap penanggalan Suku Maya itu. Meski demikian, sekelompok orang di sejumlah negara telah melakukan berbagai persiapan terkait ramalan itu.

Tentang Cantiknya Wanita

0komentar
Menjadi cantik adalah dambaan setiap wanita.Dengannya wanita menjadi lebih percaya diri untuk menjadi yang paling pantas dipilih seorang lelaki. Banyak wanita juga berpendapat bahwa dengan kecantikan yang mereka miliki, membuat mereka tampil lebih percaya diri untuk menunjukkan identitas mereka kepada dunia, bahwa mereka ada dan pantas untuk dihargai.

Tampilan cantik tak jarang melahirkan sebuah pujian. Ya, Pujian adalah satu kata yang penuh makna untuk seorang wanita. Disana wanita mengira bahwa harga diri mereka dapat terangkat karena sederet kata rayuan, yang dibalut atas nama pujian. kebanyakan wanita juga mengira dapat mengukur tinggi atau rendahnya kualitas mereka dari sebuah pujian yang diterima. Dalam kalimat pujian itu pula, impian mereka dapat melambung melupakan akal sehatnya.Dalam sebuah pujian juga terdapat harapan yang kuat, dimana wanita ingin sekali dikagumi demi menjadi seorang yang berpredikat paling cantik.

Maka, demi pujian itu pulalah wanita bertindak untuk merawat dan mempermak diri mereka. Namun sayang, banyak dari mereka yang kemudian menabrak dan melupakan etika dan norma. Larangan Allah pun tak segan- segan dikaji ulang demi sebuah tampilan cantik versi manusia. Sambung rambut atau hair extension, tato, hot pants,rok mini, jeans ketat dan seabreg pakaian setan lainnya, banyak dijadikan pilihan untuk sebuah tampilan yang dinilai mereka memberikan sebuah keindahan dari tubuhnya.

Selanjutnya merekapun keluar, berjalan dan berkeliaran dibumi Allah untuk menebar godaan. Atau paling tidak berharap bisa mendapat sedikit pujian, dan diakui atas keberadaan mereka. kata seksi disematkan untuk melambungkan hati para wanita atas tampilan mereka. Dan wanita itupun bahagia.
Ah, kalau saja wanita- wanita tersebut tahu, bukan kesejatian dari keindahan yang ingin ditonjolkan oleh para kreator pembolak- balik pikiran mereka tersebut. Sebenarnya para setan manusia itu hanyalah ingin menikmati tampilan tubuh wanita dengan gratis atau cuma- cuma. Maka benarlah bahwa yang didalam hati mereka sebenarnya lebih jahat dari pada yang mereka tampilkan dalam manisnya kata.

Wahai wanita, pandangan siapa yang seharusnya kita dahulukan, pandangan manusia atau Allah?. Satu hal yang harus kita ingat, manusia memiliki pendapat masing- masing sesuai dengan pemikiran mereka. Tak ada yang tetap atau konstan dari sesuatu yang bernama pikiran manusia tersebut. Dan cara mereka memberikan penilaian atas kita, terkadang mengandung maksud yang hanya diketahui oleh hati mereka sendiri. Sedangkan pandangan Allah atas kita, mutlak menentukan keberkahan atau kecelakaan atas diri kita, dan hal itu pasti akan terjadi.

Sungguh, sebuah intan tidak akan dibiarkan begitu saja tergeletak dijalan. Sebuah intan juga tidak akan pernah dengan begitu saja digelar dijalanan. Dia akan tersimpan rapi dalam tempatnya yang tertutup dan hanya pemiliknya saja yang boleh menyentuhnya.

Dan wanita adalah ibarat intan. Dia cantik jika terjaga kecantikannya. Terjaga dalam balutan iman dan rasa malu. Kecantikan yang merupakan amanah dari Allah, akan terlihat begitu indah jika hanya dipersembahkan kepada yang berhak menerimanya, yaitu suami mereka. Dan itulah yang membedakan mereka dari seorang pelacur. 

Inilah Alasan Haramnya Mengucapkan Selamat Natal

0komentar

Oleh: Badrul Tamam

Al-hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta Alam. Tidak ada tuhan yang sebenarnya kecuali Dia semata, tidak beranak dan tidak diperanakkan. Shalawat dan salam teruntuk Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Nuansa Natal di negeri yang mayoritas muslim ini sudah sangat terasa kemeriahannya. Mall-mall dan pusat perbelanjaan menggelar event-event bertemakan natal. Semua itu untuk memeriahkan hari crismash yang diyakini kaum Nasrani sebagai hari kelahiran al Masih atau Jesus yang diklaim sebagai tuhan atau anak Tuhan.

Dalam akidah Islam Al-Masih Isa bin Maryam adalah Nabi dan Rasul Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dia bukan anak Tuhan dan bukan Tuhan itu sendiri. Bahkan Allah Ta’ala telah membantah di banyak ayat-Nya terhadap tuduhan bahwa Dia menjadikan Isa sebagai putera-Nya,

وَأَنَّهُ تَعَالَى جَدُّ رَبِّنَا مَا اتَّخَذَ صَاحِبَةً وَلَا وَلَدًا

Dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran Tuhan kami, Dia tidak beristri dan tidak (pula) beranak.” (QS. al-Jin: 3)

بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَنَّى يَكُونُ لَهُ وَلَدٌ وَلَمْ تَكُنْ لَهُ صَاحِبَةٌ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-An’am: 101)

Allah mengabarkan bahwa Dia Mahakaya tidak butuh kepada yang lainnya. Dia tidak butuh mengangkat seorang anak dari makhluk-Nya.

قَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ هُوَ الْغَنِيُّ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ إِنْ عِنْدَكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ بِهَذَا أَتَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Mereka (orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata: "Allah mempunyai anak". Maha Suci Allah; Dia-lah Yang Maha Kaya; kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Kamu tidak mempunyai hujjah tentang ini. Pantaskah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?” (QS. Yunus: 68)

Sesungguhnya umat Kristiani telah berlaku lancang kepada Allah dengan menuduh-Nya telah mengangkat seorang hamba dan utusan-Nya sebagai anak-Nya yang mewarisi sifat-sifat-Nya. Karena ucapan mereka ini, hampir-hampir membuat langit dan bumi pecah karenanya.

"Dan mereka berkata: 'Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak'. Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar. Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba." (QS. Maryam: 88-93)

Maka tidak mungkin seorang muslim yang mentauhidkan Allah akan ikut serta, mendukung, mengucapkan selamat atas perayaan Natal, dan bergembira dengan perayaan-perayaan hari raya tersebut yang jelas-jelas menghina Allah dengan terang-terangan. Keyakinan ini membatalkan peribadatan kepada Allah, karena inilah Allah Ta'ala menyifati Ibadurrahman bersih dari semua itu:

وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ

"Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu. . ." (QS. Al Furqaan: 72) Makna al Zuur, adalah hari raya dan hari besar kaum musyrikin sebagaimana yang dikatakan Ibnu Abbas, Abul 'Aliyah, Ibnu sirin, dan ulama lainnya dari kalangan sahabat dan tabi'in.

Namun di tengah-tengah zaman penuh fitnah ini, prinsip akidah yang sudah tertera sejak 1400 tahun yang lalu mulai digoyang dan dianulir atas nama toleransi. Dengan dalih kerukunan antarumat beragama, sebagian umat Islam ikut-ikutan merayakan dan memeriahkan hari besar kufur dan syirik ini. Sebagian mereka dengan suka rela mengucapkan selamat kepada orang-orang kafir atas hari raya mereka yang berisi kekufuran dan kesyirikan terebut.

Lebih tragis lagi, pembenaran saling mengucapkan selamat atas hari raya antar umat beragama dilontarkan oleh para tokoh intelektual Muslim. Tidak sedikit mereka yang bergelar Profesor dan Doktor.

Prof. Dr. Sofjan Siregar, MA dalam isi materi yang disampaikannya dalam pengajian ICMI Eropa bekerjasama dengan pengurus Masjid Nasuha di Rotterdam, Belanda, Jumat (17/12/2010), menyimpulkan bahwa mengucapkan selamat Natal oleh seorang muslim hukumnya mubah, dibolehkan. Menurutnya masalah mengucapkan selamat Natal adalah bagian dari mu’amalah, non-ritual. Yang pada prinsipnya semua tindakan non-ritual adalah dibolehkan, kecuali ada nash ayat atau hadits yang melarang. Dan menurut Sofjan, tidak ada satu ayat Al Quran atau hadits pun yang eksplisit melarang mengucapkan selamat atau salam kepada orang non-muslim seperti di hari Natal. (Detiknews.com, Ahad: 19/12/2010)

Prof. Dr. HM. Din Syamsuddin MA, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, mengaku terbiasa mengucapkan selamat Natal kepada pemeluk Kristen.

"Saya tiap tahun memberi ucapan selamat Natal kepada teman-teman Kristiani," katanya di hadapan ratusan umat Kristiani dalam seminar Wawasan Kebangsaan X BAMAG Jatim di Surabaya (10/10/2005).

. . . Maka tidak mungkin seorang muslim yang mentauhidkan Allah akan ikut serta, mendukung, mengucapkan selamat atas perayaan Natal, dan bergembira dengan perayaan-perayaan hari raya tersebut yang jelas-jelas menghina Allah dengan terang-terangan. . .

Fatwa Syaikh al-‘Allamah Muhammad bin Shalih Utsaimin

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullaah ditanya tentang hukum mengucapkan selamat natal kepada orang kafir. “Apa hukum mengucapkan selamat hari raya Natal kepada orang-orang kafir? Dan bagaimana kita membalas jika mereka mengucapkan Natal kepada kita? Apakah boleh mendatangi tempat-tempat yang menyelenggarakan perayaan ini? Apakah seseorang berdosa jika melakukan salah satu hal tadi tanpa maksud merayakannya? Baik itu sekedar basa-basi atau karena malu atau karena terpaksa atau karena hal lainnya? Apakah boleh menyerupai mereka dalam hal itu?

Beliau rahimahullaah menjawab dengan tegas, “Mengucapkan selamat kepada orang-orang kafir dengan ucapan selamat Natal atau ucapan-ucapan lainnya yang berkaitan dengan perayaan agama mereka hukumnya HARAM sesuai kesepakatan ulama. Sebagaimana kutipan dari Ibnul Qayyim rahimahullaah dalam bukunya Ahkam Ahl Adz-Dzimmah, beliau menyebutkan:

“Mengucapkan selamat kepada syiar agama orang kafir adalah haram berdasarkan kesepakatan (ulama). Seperti mengucapkan selamat atas hari raya dan puasa mereka dengan mengatakan 'Ied Muharak 'Alaik (hari raya penuh berkah atas kalian) atau selamat bergembira dengan hari raya ini dan semisalnya. Jika orang yang berkata tadi menerima kekufuran maka hal itu termasuk keharaman, statusnya seperti mengucapkan selamat bersujud kepada salib. Bahkan, di sisi Allah dosanya lebih besar dan lebih dimurkai daripada mengucapkan selamat meminum arak, selamat membunuh, berzina, dan semisalnya. Banyak orang yang tidak paham Islam terjerumus kedalamnya semantara dia tidak tahu keburukan yang telah dilakukannya. Siapa yang mengucapkan selamat kepada seseorang karena maksiatnya, kebid'ahannya, dan kekufurannya berarti dia menantang kemurkaan Allah.”Demikian ungkapan beliau rahimahullaah.

. . . Mengucapkan selamat kepada orang-orang kafir dengan ucapan selamat Natal atau ucapan-ucapan lainnya yang berkaitan dengan perayaan agama mereka hukumnya HARAM sesuai kesepakatan ulama. . .

Haramnya mengucapkan selamat kepada kaum kuffar atas hari raya agama mereka, sebagaimana dipaparkan oleh Ibnul Qayyim, karena di dalamnya terdapat pengakuan atas syi’ar-syi’ar kekufuran dan ridha terhadapnya walaupun dia sendiri tidak ridha kekufuran itu bagi dirinya. Kendati demikian, bagi seorang muslim diharamkan ridha terhadap syi’ar-syi’ar kekufuran atau mengucapkan selamat dengan syi’ar tersebut kepada orang lain, karena Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak ridha terhadap semua itu, sebagaimana firman-Nya,

إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ

Jika kamu kafir, maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman) mu dan Dia tidak meridai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridai bagimu kesyukuranmu itu.” (QS. Al-Zumar: 7)

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al-Maidah: 3) dan mengucapkan selamat kepada mereka dengan semua itu adalah haram, baik ikut serta di dalamnya ataupun tidak.”

Jika mereka mengucapkan selamat hari raya mereka kepada kita, hendaknya kita tidak menjawabnya, karena itu bukan hari raya kita dan Allah Ta’ala tidak meridhai hari raya tersebut, baik itu merupakan bid’ah atau memang ditetapkan dalam agama mereka. Namun sesungguhnya itu telah dihapus dengan datangnya agama Islam yang dengannya Allah telah mengutus Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada seluruh makhluk. Allah telah berfirman tentang agama Islam,

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran: 85).

Seorang muslim haram memenuhi undangan mereka dalam perayaan ini, karena ini lebih besar dari mengucapkan selamat kepada mereka, karena dalam hal itu berarti ikut serta dalam perayaan mereka. Juga diharamkan bagi kaum muslimin untuk menyamai kaum kuffar dengan mengadakan pesta-pesta dalam momentum tersebut atau saling bertukar hadiah, membagikan permen, parsel, meliburkan kerja dan sebagainya. Hal ini berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” (HR. Abu Dawud dan dishahihkan Ibnu Hibban)

. . . Seorang muslim haram memenuhi undangan mereka dalam perayaan ini, karena ini lebih besar dari mengucapkan selamat kepada mereka, karena dalam hal itu berarti ikut serta dalam perayaan mereka. . .

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullaah dalam bukunya Iqtidha’ ash-Shirath al-Mustaqim Mukhalafah Ashab al-Jahim menyebutkan, “Menyerupai mereka dalam sebagian hari raya milik mereka menumbuhkan rasa senang pada hati mereka (kaum muslimin) terhadap keyakinan batil mereka. Dan bisa jadi memberi makan pada mereka dalam kesempatan itu dan menaklukan kaum lemah.” Demikian ucapan beliau rahimahullah.

Dan barangsiapa melakukan di antara hal-hal tadi, maka ia berdosa, baik ia melakukannya sekedar basa-basi atau karena mencintai, karena malu atau sebab lainnya. Karena perbuatan tersebut termasuk bentuk mudahanan (penyepelan) terhadap agama Allah dan bisa menyebabkan teguhnya jiwa kaum kuffar dan membanggakan agama mereka. (Al-Majmu’ Ats-Tsamin, Syaikh Ibnu Utsaimin, juz 3 diunduh dari situs islamway.com)

Kamis, 20 Desember 2012

Dor! Amerika.....!

0komentar

satu dari seribu

Ketika hendak menuliskan judul artikel jujur saya terinspirasi dari buku setebal 128 halaman karya Farid Gaban dan Zaim Uchrowi yang saya beli di tahun 1993, Dor! Sarajevo. Buku itu diberi tagline “Sebuah Rekaman Jurnalistik Nestapa Muslim Bosnis”.  Buku itu ditulis oleh Farid Gaban saat ditugaskan meliput Perang Bosnia di tahun 1992. Ya, buku ini menuliskan tentang nestapa Muslim Bosnia yang dibantai tentara Serbia. Nah, hubungannya dengan judul artikel ini adalah sama-sama ada ‘bunyi’ “dor!” untuk menggambarkan suara tembakan. Namun dalam artikel ini saya menulisnya terkait penembakan massal (yang selalu berulang kali terjadi) di Amerika Serikat.

Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam, kamu yang rajin ngikutin perkembangan berita baik di dalam maupun luar negeri, kayaknya masih inget dengan kasus terbaru, yakni yang terjadi pada Jumat, 14 Desember 2012 kemarin. Yup! 20 anak SD Sandy Hook, Newtown, Connecticut itu meregang nyawa setelah diberondong peluru oleh Adam Lanza. Selain menghabisi nyawa anak-anak SD itu, Adam Lanza menembak 6 orang dewasa (para guru sekolah itu), termasuk ibunya sendiri, terakhir doi bunuh diri. Presiden Obama pun dikabarkan mewek menyaksikan kabar ini. Hal yang tidak dilakukannya saat ratusan anak Gaza, Palestina dibunuhi Israel pada November 2012 lalu. Grrrh…

Kasus penembakan massal di Amerika polanya hampir mirip dari kejadian-kejadian sebelumnya. Pelaku membawa senjata, memuntahkan amunisi dengan mengarahkan ke calon korbannya. Setelah itu, umumnya sang pelaku menembak dirinya sendiri. Kejadiannya pun hampir selalu di sekolah atau kampus. Kita patut bertanya, ada apa sebenarnya dengan perilaku sosial masyarakat Amerika dan bagaimana negara mengatur kehidupan warga negara secara umum di sana. Betul nggak sih?

 

Bukan yang pertama

Kalo Mega Mustika, yang penyanyi dangdut itu pernah mendendangkan “Bukan yang Pertama”di awal tahun 1990-an (seingat saya sih, tapi tahun pastinya saya lupa lagi, denger lagu ini pas saya SMA kayaknya), maka subjudul ini meski sama dengan judul lagu itu, tapi maksudnya berbeda. Jelaslah. BTW, ngapain juga saya nulis ngehubung-hubungin subjudul ama lagu dangdut itu ya? Hahahaha.. baru inget, ternyata sepertinya saya kena ‘sindrom’ nostalgila, eh, nostalgia. Sori ya Bro en Sis kamu dibikin bingung.

Ok, back to topic. Kasus penembakan massal dengan sasaran anak sekolah bukan yang pertama lho di AS. Berdasarkan catatan detik.com pada 16/12/2012, setidaknya ada 9 kasus lainnya seputar penembakan brutal di sekolah yang skalanya merupakan yang terparah sepanjang sejarah AS. Pertama penembakan brutal di kampus Virginia Tech, Blacksberg, Colorado, terjadi pada 16 April 2007 lalu. 32 orang tewas, ditambah pelaku. Pelaku penembakan merupakan salah seorang mahasiswa setempat yang diketahui bernama Seung Hui Cho (23).

Kejadian berikutnya di University of Texas. 16 orang tewas ditambah si pelaku. Penembakan brutal di University of Texas terjadi sudah cukup lama, yakni pada 1 Agustus 1966 lampau. Pelaku merupakan seorang mantan anggota Marinir AS bernama Charles Whitman (25), yang ternyata pernah kuliah di kampus tersebut.

Nggak ketinggalan kasus penembakan di SMA Columbine, Littleton, Colorado yang terjadi pada 20 April 1999 lalu. 13 orang tewas ditambah 2 pelaku. Pelakunya ialah dua orang siswa laki-laki yang bernama Eric Harris (18) dan Dylan Klebold (17). Keduanya melepas tembakan secara brutal ke arah para siswa yang ada di halaman sekolah.

Selain itu, terjadi juga penembakan massal di SMA Red Lake, 9 orang tewas ditambah si pelaku. Insiden penembakan di SMA Red Lake, Minnesota, terjadi pada 21 Maret 2005 lalu. Pelakunya bernama Jeffrey Weise yang masih berusia 17 tahun.

Bro en Sis, kasus penembakan massal nggak hanya untuk anak SD dan SMA lho, sebab ada juga yang kasusnya menimpa anak kuliahan. Yup, insiden penembakan di University of Iowa terjadi pada 1 November 1991 silam. 5 orang tewas ditambah si pelaku. Pelaku merupakan salah seorang lulusan kampus tersebut, Gang Lu (27).

Masih ada ngga? Ada. Yakni kejadian di Sekolah Khusus Penganut Amish, 5 orang tewas ditambah si pelaku, di wilayah terpencil di Nickel Mines, Pennsylvania ini terjadi pada 2 Oktober 2006 lalu. Pelaku yang bernama Charles Carl Roberts IV (32) khusus menargetkan para siswi putri dari sekolah yang bernama West Nickel Mines School ini.

Ada lagi penembakan brutal di Sekolah Menengah Westside, Jonesboro, Arkansas terjadi pada 24 Maret 1998 lalu. Ada dua pelaku dalam aksi penembakan, yakni Mitchell Johnson (13) dan Andrew Golden (11), yang sama-sama merupakan siswa sekolah tersebut.

Mirip di Sandy Hook kemarin, teryata ada kejadian serupa lho di SD Cleveland, Stockton, California. Insiden penembakan tersebut terjadi 17 Januari 1989 silam. Terakhir yang berdasarkan laporan detik.com, adalah insiden penembakan terjadi di University of Arizona pada 28 Oktober 2002 lalu. Korban tewas 3 orang, ditambah si pelaku. Pelaku yang bernama Robert Flores (40) merupakan seorang mahasiswa keperawatan di kampus tersebut.

Oya, jangan lupakan juga kasus penembakan massal di Aurora, Colorado, pada hari Jumat 20 Juli 2012, James Homes (24) menembaki para penonton di bioskop 16 Century yang tengah memutar film perdana “The Dark Knight Rises”. Dilaporkan 12 orang tewas, dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.

 

Rapuh, kesepian, dan meledak-ledak

Bro en Sis rahimakumullah, ‘penggila’ gaulislam, Republika Online pada 16 Desember 2012 kemarin, menurunkan berita bahwa pelaku penembakan di SD Sandy Hook, Adam Lanza adalah penyendiri. Dia tertarik dengan hal-hal berbau mekanik, terlebih komputer. Oleh karena itu, Adam dan kakaknya, Ryan, masuk klub teknologi di SMA Newtown. Klub tersebut memberi kesempatan kepada para siswa untuk bekerja di komputer, videotape, dan menciptakan siaran berbasis publik.

Tech club, nama organisasi ekstra sekolah itu, populer di kalangan para siswa ‘aneh’. Adam, yang masuk ke dalam klub tersebut, memiliki masalah akibat rendahnya kemampuan sosial. “Anda mempunyai anak muda yang sangat ketakutan. Dia sangat gugup ketika berhadapan dengan orang,” ujar Richard Novia, penasihat Tech Club.

Hmm… dari kasus penembakan massal yang sering terjadi di Amerika ini kita memiliki pelajaran berharga, betapa sebenarnya banyak masyarakat Amerika yang kepribadiannya rapuh, kesepian dan emosinya meledak-ledak. Pelaku penembakan massal bukan hanya dilakukan remaja, tetapi juga oleh orang dewasa. Parahnya, ketersediaan senjata api di sana lebih mudah didapat secara legal selama mampu membelinya. Padahal itu berpotensi membahayakan pengguna dan orang di sekitarnya. Benarlah adanya pepatah “the man behind the gun”, senjata itu tergantung orang yang menggunakannya. Kalo polisi dan militer menggunakan senapan memang pantas meski mereka pun harus dilatih pikiran dan perasaan agar tak sembarang melepas timah panas ketika amarahnya tersulut untuk hal-hal yang bukan semestinya. Lha gimana jadinya kalo senjata api digunakan oleh orang yang kesehatan jiwanya terganggu? Bisa berbahaya, Bro en Sis. Oya, hampir lupa, banyaknya game atau film kekerasan bisa menginspirasi juga lho orang berbuat jahat. Waspadalah!

Sobat muda muslim, umumnya seseorang yang rapuh mentalnya seringkali mudah putus asa, mudah marah, gampang mewek nggak jelas, mengutuki kegagalan diri, menyalahkan orang lain dan sejenisnya. Hadeuuh akan lebih gawat lagi kalo dia kemudian agresif menyerang orang lain atau merusak lingkungan sekitarnya.

 

Solusi jitu? Terapkan syariat Islam, dong!

Pada kondisi tertentu banyak orang merasa kesepian dan galau hidupnya. Namun, bagaimana pun beratnya menghadapi persoalan diri dan kehidupan, bagi seorang muslim yang taat akan tetap sabar hadapi kenyataan. Nggak gampang frustasi, nggak mudah depresi. Sebab, kita, kaum muslimin memiliki konsep hidup yang benar dan jelas.

So, kalo kamu baca al-Quran saja, ada banyak ayat yang bisa memberikan ketenangan bagi pikir dan rasa kita. Sebab, al-Quran juga sebagai petunjuk dan penawar (obat) bagi orang-orang yang beriman. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): “Dan Kami turunkan dari al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS al-Israa [17]: 82)

Dalam ayat lain, “Sesungguhnya al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,” (QS al-Israa [17]: 9)

Kalo kamu masih penasaran, boleh coba buka ayat ini, “Katakanlah: “al-Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin.” (QS Fushshilat [41]: 44)

Ya, al-Quran adalah pedoman dan petunjuk bagi kita, orang-orang yang beriman. Allah Swt. berfirman (yang artinya): “al-Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.” (QS al-Jaatsiyah [45]: 20)

Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Selain penjelasan dalam al-Quran, Rasulullah saw. juga memberikan tuntunan dalam sabdanya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada suatu kaum pun yang berkumpul dalam suatu rumah dari banyak rumah Allah (masjid) lalu mereka membaca ayat-ayat Allah dan mempelajarinya bersama-sama kecuali diturunkan bagi mereka ketenangan, dilimpahkan kepada mereka rahmat, para malaikat memuliakan mereka dan Allah pun akan menyebut siapa pun yang mengingatNya.” (HR Muslim)

Bagi kita, kaum muslimin dan insya Allah sebagai mukmin sejati, cukuplah Allah yang layak disembah dan dimintai pertolongan. Kalo lagi galau jangan diturutin aja maunya perasaan hati kita, bisa-bisa malah akhirnya depresi atau frustasi. Tetapi cobalah merenung, interospeksi diri dan berusaha untuk tetap sabar dan tenang. Bacalah al-Quran, temukan solusinya. Bergaul lebih banyak dengan orang-orang shalih dan yang memiliki ilmu, agar kita nggak sesat jalan.

Oya, syariat Islam bukan semata untuk menyelamatkan seseorang, tetapi juga banyak orang. Itu sebabnya, lebih keren lagi kalo negara yang menerapkannya untuk kemaslahatan manusia yang lebih luas lagi. Perhatian Islam dalam masalah jelasnya keturunan, perlindungan terhadap akal manusia, kehormatan, nyawa, harta, rasa nyaman beragama, juga tentang rasa aman, dan pembelaan terhadap negara. Hmm.. selengkapnya silakan baca buku karya Muhammad Husain Abdullah, yang judulnya Studi Dasar-dasar Pemikiran Islam, hlm. 81-84 atau boleh juga dalam buku saya, yang judulnya Yes! I am MUSLIM yang diterbitkan pada 2007. Di situ ada banyak penjelasan seputar syariat Islam yang diterapkan sebagai ideologi negara dan keunggulannya yang dikemas dengan bahasa yang mudah dipahami remaja. Insya Allah.

Oke deh sobat, akhirul keyboard, kasus penembakan massal di Amerika—yang pelakunya kemudian melakukan bunuh diri—adalah fakta bahwa mereka tidak memiliki solusi atau jalan keluar dari masalah yang menderanya. Memang kita tidak menafikan bahwa ada banyak juga fakta orang di Amerika yang stabil emosi dan mentalnya, namun ketersediaan senjata api—yang tentu saja lebih mematikan ketimbang pisau—sangat mudah didapat secara legal. Sehingga, kejadian yang terus berulang itu menunjukkan bahwa pemerintah Amerika tidak belajar dari kasus-kasus sebelumnya. Kita lihat saja nanti—bukan mendoakan lho, akan banyak lagi kasus terjadi di sana karena minimnya perhatian negara terhadap masalah itu. Dor!

Senin, 10 Desember 2012

Jangan Jadi Cewek Cengeng

0komentar
Cengeng itu identik dengan cewek. Huh, nggak keren banget kan? Apa karena cewek itu mudah mengeluarkan air mata, jadinya mudah juga dibilang cengeng? Nggak segitunya kalee.
Air mata itu diciptakan Allah Ta’ala gampang keluar pada makhluk berjenis kelamin cewek itu bukan menunjukkan kelemahannya. Sebaliknya, air mata itu adalah bukti tegarnya seorang cewek dalam menghadapi badai sedahsyat apapun dalam kehidupannya. Senjata cewek ya air mata ini. Setelah berderai, biasanya akan terasa lega banget sehingga siap untuk berjuang lagi demi ridho Ilahi.
Cengeng di sini nggak ada hubungannya sama air mata. Tapi cengeng yang nggak bisa mandiri, sok aleman, dan manja sama lawan jenis yang nggak halal buat diri si cewek. Nah, yang kayak gini ini biasanya mangsa empuk buat dikerjain sama si cowok usil yang nggak beriman.
Cewek cengeng di sekitar kita
Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam, beware! Hati-hati banyak banget ternyata cewek cengeng di sekitar kita. Mereka ini adalah yang gampang patah hati dan patah semangat karena cowok. Bertepuk sebelah tangan cintanya, sudah nangis darah (edisi lebay hehehe). Curcol nggak jelas bin galau di media sosial. Diputusin cowok, nggak terima dan menghiba-hiba. Idih… sangat merendahkan derajat kaum cewek kan sikap ini?
Sehari-harinya, hal untuk dibicarakan nggak jauh urusan seputar cowok. Seolah nggak ada topik lain yang lebih penting selain membicarakan perihal lawan jenis. Sikapnya juga nggak jauh dari berusaha menarik perhatian cowok supaya melihat dan memperhatikan dirinya. Biasanya, cewek kayak gini cenderung menghalalkan segala cara agar cowok minimal menoleh pada dirinya. Sukur-sukur suka dan ada kelanjutan ceritanya.
Tipe cewek cengeng seperti ini gampang banget diperalat dan dimanfaatkan oleh cowok yang tak bertanggung jawab. Ketika jatuh cinta dan baru jadian, dunia serasa milik berdua–yang lain ngontrak. Perasaannya gampang dikibulin dengan janji-janji palsu si cowok. Usia masih ABG tapi udah mesra manggil ‘mama-papa’ seolah-olah bakal hidup berdua selamanya. Eh ternyata, seminggu kemudian diputus dah sama tuh cowok.
Setelah diputus, seolah-olah dunia berhenti berputar. Bawaannya bete, galau, sedih dan nangis mulu. Kalau ini sih nangis bukan karena tegarnya seorang cewek, tapi nangis cengeng yang nggak ada dasarnya. Sodara bukan, suami bukan, ngapain juga ditangisi. Iya, kan? Malah seharusnya dia bersyukur karena dengan diputus oleh si cowok, maka itu artinya dia terhindar dari kemaksiatan pacaran, yaitu aktivitas mendekati zina. Bukan malah sebaliknya, memilih nangis bombay nggak jelas meratapi nasib ditinggal cowok. Parah itu sih namanya.
Habis diputus, semangat hidup turun drastis. Bawaannya lemes, males, pules alias tidur mulu. Belajar jadi ogah, beraktivitas jadi nggak selera. Duh…nggak bangat deh jadi cewek model begini. Moga aja kamu bukan termasuk ke dalam cewek cengeng yang karakternya sangat nggak ideal ini ya. Insya Allah.

Penyebab cewek cengeng
Bro en Sis ‘penggila’ gaulislam, manusia bersikap itu kan bermula dari pemahaman dia akan sesuatu. Begitu juga dengan cewek cengeng. Ketika dia memahami bahwa pacar adalah segalanya, maka saat itu juga dia seolah kehilangan segalanya ketika si pacar kabur dari dirinya.
Hal ini berbeda banget dengan cewek yang mempunyai persepsi bahwa pacaran itu nggak keren dan termasuk aktivitas yang hanya menumpuk dosa. Maka tanpa diputuskan si cowok, dialah yang berinisiatif untuk memutuskan hubungan kasih tak jelas itu lebih dulu. Dia mantap melakukan itu karena dia memahami bahwa ada yang lebih penting di dunia ini daripada urusan cowok dan pacaran. Cewek seperti ini teguh pendirian dan mempunyai kemauan yang jelas akan hidupnya sendiri. Dia nggak mau dikendalikan cowok yang sodara aja bukan, suami juga bukan. Dia seorang yang bebas dan merdeka karena bisa memilih dan menentukan hidupnya sendiri tanpa didikte oleh pandangan orang lain.
Umumnya, cewek cengeng soal pacaran itu karena menganggap bahwa pacaran itu adalah sesuatu yang keren. Dia bakal minder dan malu kalau nggak punya cowok karena dianggap nggak laku atau nggak ada yang mau sama dirinya. Pengaruh teman sebaya yang mempunyai pendapat sama itu berperan sekali terhadap perilaku cewek cengeng ini. Karena itu hati-hati bila memilih teman, ya sobat.
Pengaruh TV juga besar dalam hal ini. Coba kamu lihat tayangan TV berupa sinetron, FTV dan semacamnya. Temanya nggak jauh dari pacaran dan betapa cengengnya cewek tanpa cowok yang dicintainya. Judulnya sih beribu macam tapi intinya cuma satu, mengajak cewek menjadi cengeng dengan gaul bebas.

Jadilah cewek tegar
Sobat gaulislam, kebalikan cewek cengeng adalah tegar. Tegar dalam menghadapi masalah, tegar dalam bersikap dan tangguh dalam pendirian yang positif.
Kamu bisa kok menjadi cewek tegar di usia belia ini. Syaratnya cuma satu, kamu paham tujuan hidup kamu dan tahu bagaimana melewati kehidupan ini agar aman sentausa hingga di tujuan akhir kelak, akhirat.
Tujuan hidup seorang muslim dan muslimah meskipun dia masih ABG, itu semua sama yaitu meraih ridho Ilahi untuk kebahagiaan yang hakiki. Kalau tujuan ini sudah dipahami dengan baik dan benar, maka tujuan selain itu akan minggir semua. Hal remeh-temeh semisal diputusin cowok atau bertepuk sebelah tangan terhadap cowok yang disuka, itu menjadi hal yang kecil dan tak perlu dirisaukan lagi. Sebaliknya, dia akan berusaha menempuh jalan untuk memudahkan meraih tujuan itu tadi.
Lalu, jalan apa yang harus ditempuh agar tujuan tercapai? Kalau memang sudah paham bahwa ridho Allah segalanya dan menjadi tujuan akhir, maka jalan yang diambil juga harus sesuai dengan maunya Allah Ta’ala. Untuk mengetahui hal ini, tidak bisa tidak kamu kudu punya ilmunya. Karena sesungguhnya iman tanpa ilmu itu sesat, ilmu tanpa iman tak ada gunanya. Keduanya harus berjalan seiring.
Banyak sumber dan kegiatan yang bisa kamu lakukan untuk menimba ilmu ini. Bergabung dengan rohis (kerohanian Islam) di sekolahmu adalah salah satunya. Di sana kamu bisa memahami banyak hal yang sebelumnya terlewat olehmu karena cinta buta terhadap cowok yang belum tentu jadi suamimu. Waktumu akan jauh lebih berguna daripada nangis bombay meratapi diri karena ditinggal cowok.
Tak ada kata terlambat. Cewek yang semula cengeng karena merasa lemah setelah ditinggal si cowok, bisa menjadi sosok yang tegar ketika mengenal Islam dengan benar dan baik. Jangan percaya dengan lagu Rossa yang booming di jaman dulu bertitel Tegar. Tuh lagu isinya malah kebalikan yaitu lemah tanpamu alias tanpa si cowok. Tegar itu adalah ketika kamu bisa tetap semangat meskipun tanpa si dia. Bahkan kamu seharusnya lega karena tanpa si dia alias pacar, kamu jadi terbebas dari dosa mendekati zina. Catet baik-baik ya, Bro en Sis.
Fokus kamu yang semula hanya di satu titik yaitu cowok dan cowok mulu, sekarang ini mulai bisa melihat secara lebih objektif. Ternyata dunia itu indah untuk sekadar meratapi kehilangan satu cowok yang nggak penting. Lihat tuh sodara-sodara yang ada di Palestina, Suriah, Myanmar dan bannyak tempat lain di dunia. Mereka kehilangan anak, orang tua, suami/istri serta saudara kandung dalam hitungan detik.
Mereka saja yang pantas untuk menangis dan meratap mampu bersikap tegar dengan semua cobaan itu. Semua itu tak lain dan tak bukan, karena iman di dada serta pemahaman tentang kehidupan yang lurus. Dengan bekal ini, semua cobaan terasa lebih ringan. Mereka menapakai dunia tidak dengan cengeng dan terus-terusan menangis. Mereka bangkit untuk kemudian berlari mengejar cita-cita kebebasan. Nah kamu yang sudah tinggal di negeri bebas dari zona perang, seharusnya bersyukur dan nggak cengeng karena masalah cowok.
Bro en Sis rahimakumullah, kamu bisa kok bangkit dari keterpurukan dan menjadi sosok tegar. Mulai sekarang, ubah pola pertemanan kamu. Tapi tidak dengan serta merta meninggalkan temanmu yang dulu. Pelan tapi pasti kamu harus mulai mencari teman yang bisa memotivasi kamu dalam kebaikan. Bukan malah yang ngomporin kamu untuk pacaran.
Kamu yang dulu suka banget nonton sinetron atau FTV cengeng yang isinya mulu tentang pacaran, stop mulai dari sekarang. Isi waktumu yang singkat di dunia untuk melakukan hal-hal yang lebih berguna. Belajar, berorganisasi, membantu ortu, mengkaji Islam dan bahkan juga berdakwah. Kalau kamu belum ngeh dengan semua ini, sekali lagi, ayo cari ilmunya!
Finally…
Sobat muda muslim, kamu pernah ingat sebuah hadits yang menyatakan ingatlah lima perkara sebelum datang yang lima? Masa sehatmu sebelum sakitmu. Masa mudamu sebelum tuamu. Masa hidupmu sebelum matimu. Masa senggangmu sebelum sibukmu. Masa kayamu sebelum masa miskinmu. Kalo belum yakin, ini lengkapnya hadist tersebut. Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah saw. bersabda: “Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara: Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu; waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu; masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu; masa luangmu sebelum datang masa sibukmu; hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR al-Hakim dalam al-Mustadrak, dikatakan oleh adz-Dzahabiy dalam at-Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim)
Hadits ini pas banget dengan situasi yang sedang kita bicarakan. Mumpung masih muda, sehat, senggang dan hidup, sebaiknya segera menata langkah untuk tegar menyusuri kehidupan sebagai bekal di akhirat kelak. Menjadi cewek cengeng tidak termasuk ke dalam persiapan bekal untuk dibawa mati. Kehilangan satu cowok saat ini, yakinlah bahwa Allah akan mengganti dengan sosok yang jauh lebih baik di depan nanti. Apalagi bila kita rela melepas masa jahiliyah yang berlumur nafsu dan dosa, diganti dengan masa-masa indah berjalan di rel keridhoan Allah Ta’ala. Tinggal tunggu waktu saja Allah akan menghadiahi orang-orang yang bertaubat dan ikhlas meninggalkan kemaksiatan karena diri-Nya semata.
So, menjadi cewek cengeng itu bukan pilihan hidup. Itu hanya sebuah sikap karena ketidaktahuan kita akan penyikapan terhadap kehidupan. Sekali kita memahami tujuan hidup dengan berjalan di rel Islam, maka yang muncul pastilah sosok cewek tegar yang optimis menyambut masa depan yang cerah, insya Allah. Janji Allah itu pasti, jangan pernah ragukan itu!

Jumat, 30 November 2012

Cinta Tanpa Pacaran

0komentar
ketemu lagi bareng saya, di bahasan yang mirip-mirip sama tulisan saya sebelumnya , yaitu ‘pacaran’. Haha… bikin ngakak nih, pacaran, pacaran, dan pacaran. Waduuuh, ada hubungan apa ya saya dengan ‘pacaran’? *mikir sambil tepok jidat.
Eh, Tapi nggak usah bingung, ragu, takut, en khawatir ya, Sob. Hubungan saya dengan istilah ‘pacaran’, doi emang musuh bebuyutan kok. Jadi wajar, kalo saya ama istilah pacaran emang sering dipertemukan editor, dalam buletin gaulislam yang kita cintai ini. Tujuannya tentu ada. Yup, agar para remaja benar-benar ngeh kalo pacaran itu emang bukan budayanya remaja muslim. Pacaran itu nggak nyeni banget dilakuin remaja muslim, dan sekali haram, pacaran tetaplah haram, titik teu dikomaan (baca: titik yang nggak pake koma lagi).
Wah ngotot banget nih, gaulislam bahas tentang pacaran terus. Sstt… habisnya, suka sad-sad gitu kalo lihat remaja yang pacaran, tapi sebenarnya mereka tahu hukumnya haram, padahal nih para aktivis rohis udah panas tenggorokan, pada serak ngasih tahu nggak bosan-bosannya. Selebaran pun bertebaran, mading sampe jamuran. Semua berisi dengan tulisan “Say No To Pacaran”. Begitupun di masyarakat, banyak majelis taklim remaja yang teriak-teriak bahwa pacaran itu haram. Oya, bukan cuma itu, kekeliruan remaja memahami konsep cinta pun sering jadi alasan. Padahal nih ayat udah ngolotok banget alias udah hapal di luar kepala kayaknya: “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.”(QS al-Israa’ [17]: 32)
Semua hal yang mendekati zina tentu itu harus kita jauhi. Nggak pakai alasan-alasan lagi.

Ta’aruf, atau pacaran terselubung?
Ada nggapan ngawur bahwa kalo remaja nggak pacaran siap-siap dibilang katro, norak, nggak laku dsb. Jadi seolah pacaran bagi remaja adalah sebuah hal yang perlu. Anak SD pun udah banyak yang pacaran. Hancur deh generasi di hadapan mata, semua sibuk dengan urusan naluri cinta namun diekspresikan melalui jalan yang menyimpang, atau tepatnya melalui aktivitas yang namanya pacaran.
Bro en Sis, padahal kan justru yang ngelakuin pacaran itu bisa dibilang katro, karena pacaran itu kan bukan budaya dari Islam. Islam melarang aktivitas pacaran, tapi untuk memenuhi naluri melestarikan keturunan, rasa cinta itu diberi ruang untuk mengekspresikannya melalui  pintu pernikahan. Bener Bro en Sis: pacaran itu hubungan terlarang, sementara nikah itu ikatan yang halal.
Nah, ini adalah masalah lagi nih. Bener. Kekeliruan pun kian banyak terjadi. Saat banyak yang ‘sadar’ pacaran itu haram, tetep aja setan belum puas ganggu manusia. Maka akibatnya, setan ngasih jebakan baru, sehingga orang mencari jalan lain yang dianggap aman dan halal—menurut hawa nafsunya.
Apa buktinya? Yup, jadinya ngakalin. Dalam Islam kan dikenal istilah ta’aruf, istilah inipun akhirnya diselewengkan oleh aktivis pacaran sebagai suatu hal yang mirip dengan pacaran. Padahal, keliru banget. Ta’aruf yang mereka lakuin adalah ta’aruf yang terkontaminasi dengan hawa nafsu yang dikemas dalam hubungan gelap bernama pacaran. Modus yang mengecewakan, Bro en Sis. Padahal ta’aruf itu adalah suatu tahap yang ada dalam proses khitbah (baca: meminang—yang sudah serius ke arah pernikahan). Jadi khitbah dulu baru ada tahap ta’aruf di situ—tentu saja dengan syarat-syarat yang ketat, seperti nggak boleh berduaan meskipun udah khitbah. Kalo sudah khitbah berarti sudah siap menikah, karena khitbah itu berupa pinangan seorang lelaki kepada wanita melalui permohonan resmi kepada orang tua si wanita dengan tujuan untuk menikahinya. Nah, kalo belum siap buat nikah? Ya, itu berarti bukan ta’aruf itu mah, tapi pacaran terselubung pake kedok ta’aruf. Parah!
Jadi, plis deh kawan. Kamu yang masih ngotot bahwa dirimu sedang ta’aruf tapi nyatanya terselubung jadi pacaran, segera nyadar sebelum ajal datang. Sterilkan dari hal-hal yang akan menjerumuskan pelaku ta’aruf ke hal-hal yang hina dari mendekati zina atau malah zina yang sesungguhnya.

Remaja dan cinta
Remaja, adalah masa yang katanya “serba transisi”. Peralihan dari anak-anak jadi dewasa dengan pemikiran yang mulai berjalan secara bercabang-cabang dengan tujuan yang katanya untuk mencari jati diri. Waduh, nih lebay nulisnya ya, belibet pula kayak gini. Yup, intinya masa remaja itu juga ditandai dengan memperhatikan penampilan agar terlihat sempurna. Nggak ketinggalan, rasa-rasa sumringah berwarna pink atau yang kita kenal virus merah jambu ini pun tak dipungkiri mulai menempati posisi tersendiri dalam rona kehidupan remaja. Bener kan? Kamu ngerasain juga? Hehehe. Sama.
Perasaan cinta yang menghampiri itu emang naluri, namun tidak berarti kita bebas memuaskan naluri melestarikan keturunan itu diwujudkan dengan pacaran atau dengan hal-hal yang kita inginkan menurut hawa nafsu kita yang masuk kategori mendekati zina atau malah berzina. Naudzubillah min dzalik.
Nah, dalam Islam tentu kita (seharusnya) tahu banyak tentang syariat Islam yang bisa cegah manusia dari zina. Jadi, ‘rasa cinta’ adalah fitrah, namun pemuasannya adalah pilihan. Maka, tentukanlah sekarang Bro en Sis, mau ikut aturan siapa? Nurut sama aturan Allah Ta’ala atau ikutan aturan selain Islam dengan ngelakuin pacaran? Tapi tentu ada konsekuensinya dari setiap pilihan. Milih pahala atau dosa?
Sobat muda muslim, kalo boleh ngasih tips nih ya, tentu sebagai mahluk Allah Ta’ala kita tentu yakin akan adanya hari perhitungan (yaumil hisab). Daripada di akhirat sengsara karena nyoba pacaran, ya mending ikut aturan Allah yang tentu menyelamatkan. Ikut aturan Allah Swt adalah tanda kita beriman seratus persen padaNya, juga bukti cinta kita padaNya.
Bro en Sis, pembaca setia gaulislam, aturan Allah Ta’ala sudah pasti ada hikmah dan manfaatnya. Jadi, jangan ngerasa rugi ketika kita memutuskan taat pada Allah, karena bagaimanapun kita ini manusia, kawan. Kita tidak tahu apa yang terbaik buat kita, maka jadikanlah Allah yang Mahatahu segalanya sebagai rujukan aktivitas yang kita lakukan.

Cinta Islam sampai mati
Rasa cinta memang naluri, Islam sangat tegas dan jelas menentukan aturan terhadap rasa cinta yang dimiliki manusia. Sssttt.. bukan berarti Islam mengekang manusia lho, justru ini tanda Islam peduli umatnya. Tanda Allah Ta’ala cinta hambaNya. Agar manusia nggak jatuh terjerumus pada hal-hal yang menghinakan dan juga menyengsarakan manusia.
Oya, dilarang ngelakuin pacaran itu, bukan berarti kita terlarang punya cinta. Kita bisa tetep punya cinta kok. Kita bisa salurkan rasa cinta ini pada suatu hal yang benar dan baik. Tentu saja cinta yang diekspresikan sesuai tuntunan Allah Swt dan RasulNya.
Eh, ngomong-ngomong tentang subjudulnya yang ‘cinta Islam”, apa sih maksudnya? Hmm.. ini nih ada ayat dalam al-Quran yang patut kita perhatikan dan renungkan, “Katakanlah ,’Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih amu cintai dari pada Allah dan RasulNya dan (dari) Jihad di JalanNya , maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya.” Dan Allah tida memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.(QS at-Taubah [9]: 24)
Bro en Sis rahimakumullah, masa remaja yang katanya enerjik dan penuh semangat, sebenarnya bisa diarahkan jadi pengemban obor perjuangan. Namun, amat disayangkan bagi remaja yang enggan berjuang untuk Islam. Ayolah, jangan sibuk ngejar cinta birahi terhadap lawan jenis yang buat kita terhina—karena cara ekspresinya nggak halal. Seharusnya kita bisa sibuk memperjuangkan Islam, sibuk mencari ilmu Islam, itulah bukti bahwa kita punya cinta, cinta pada Islam!
BTW, kalo kamu nggak pacaran pun, tenang aja soal jodoh. Jangan takut nggak dapet jodoh atau khawatir jodoh yang kita dapat bukan jodoh yang terbaik. Sebab, Allah Ta’ ala sudah tentuin jodoh kita masing-masing. Termasuk seperti apa jodoh kita kelak. Baik atau buruknya, tergantung pribadi kita juga lho. Firman Allah Swt., “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).” (QS an-Nuur [24]: 26)
So, berdoalah pada Allah agar kita diberikan jodoh terbaik. Tentunya kita pun aktif perbaiki sikap kita agar jadi pribadi yang senantiasa bertakwa pada Allah Swt. Tetap konsisten dalam Islam, dan tentu saja tetap taat pada Allah. Salah satunya nih, dengan menahan gejolak cinta yang telah Allah berikan. Tahan dan kendalikan sampai waktunya tiba, yakni saat kita halal dengan seorang yang telah ditentukan Allah sebagai jodoh kita melalui pernikahan. Itulah bukti kita masih punya cinta.
Oke deh, keep smile, hamasah buat kamu semua, pembaca setia gaulislam. Oya, jika cinta Allah sudah didapat, maka insya Allah surga pun bisa kita raih. Itulah janji Allah. FirmanNya, “Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugrahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shidiqien, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman sebaik-baiknya.” (QS an-Nisa[4]: 69)
Yuk, pastikan kamu tetap memiliki cinta meski tidak kamu wujudkan dalam pacaran. Stop pacaran! Taat dan takutlah hanya pada Allah Ta’ala. Insya Allah, semua akan indah pada waktunya, yakni nanti dalam pernikahan. Sekarang? Fokuslah belajar,

Minggu, 11 November 2012

Remaja Muslim, Valentine's Day, dan Perlawanan Budaya

0komentar
Setiap tanggal 14 Februari ada hiruk-pikuk remaja dunia. Mereka punya hajat besar dengan merayakan sebuah hari yang dikenal dengan Valentine's Day (hari Valentine). Hiruk-pikuk itu kini membudaya. Tak peduli itu di kalangan Kristen Barat, Hindu India, ataupun Muslim Indonesia.
Ada pertanyaan yang patut kita kemukakan. Apa sebenarnya Valentine's Day itu? Apakah esensinya? Dan, bolehkan remaja Muslim ikut berkecimpung merayakannya? Apakah perayaan itu bagian dari kultur dan peradaban Islam sehingga kita harus ikut menyemarakkannya?
Background Historis Valentine's Day
Ada berbagai versi tentang asal muasal Valentin's Day ini. Beberapa ahli mengatakan bahwa ia berasal dari seorang yang bernama Saint (Santo) Valentine, seorang yang dianggap suci oleh kalangan Kristen, yang menjadi martir karena menolak untuk meninggalkan agama Kristiani. Dia meninggal pada tanggal 14 Februari 269 M., pada hari yang sama saat dia mengungkapkan ucapan cinta. Dalam legenda yang lain disebutkan bahwa Saint Valentine meninggalkan satu catatan selamat tinggal kepada seorang gadis anak sipir penjara yang menjadi temannya. Dalam catatan itu dia menuliskan tanda tangan yang berbunyi From Your Valentine. Ada pula yang menyebutkan bahwa bunyi pesan akhir itu adalah Love From Your Valentine.
Cerita lain menyebutkan bahwa Valentine mengabdikan dirinya sebagai pendeta pada masa pemerintahan Kaisar Claudius. Claudius kemudian memenjarakannya karena dia menentang Kaisar. Penentangan ini bermula pada saat Kaisar berambisi untuk membentuk tentara dalam jumlah yang besar. Dia berharap kaum lelaki untuk secara suka rela bergabung menjadi tentara. Namun, banyak yang tidak mau untuk terjun ke medan perang. Mereka tidak mau meninggalkan sanak familinya. Peristiwa ini membuat kaisar naik pitam. Lalu apa yang terjadi? Dia kemudian menggagas ide "gila". Dia berpikiran bahwa jika laki-laki tidak kawin, mereka akan bergabung menjadi tentara. Makanya, dia memutuskan untuk tidak mengizinkan laki-laki kawin.
Kalangan remaja menganggap bahwa ini adalah hukum biadab. Valentine juga tidak mendukung ide gila ini. Sebagai seorang pendeta, dia bertugas menikahkan lelaki dan perempuan. Bahkan, setelah pemberlakuan hukum oleh kaisar, dia tetap melakukan tugasnya ini dengan cara rahasia dan ini sungguh sangat mengasyikkan. Bayangkan, dalam sebuah kamar hanya ada sinar lilin dan ada pengantin putra dan putri serta Valentine sendiri. Peristiwa perkawinan diam-diam inilah yang menyeret dirinya ke dalam penjara dan akhirnya dijatuhi hukuman mati.
Walaupun demikian, dia selalu bersikap ceria sehingga membuat beberapa orang datang menemuinya di dalam penjara. Mereka menaburkan bunga dan catatan-catatan kecil di jendela penjara. Mereka ingin dia tahu bahwa mereka juga percaya tentang cinta dirinya. Salah satu pengunjung tersebut adalah seorang gadis anak sipir penjara. Dia mengobrol dengannya berjam-jam. Di saat menjelang kematiannya dia menuliskan catatan kecil: Love from your Valentine. Dan pada tahun 496 Paus Gelasius menyeting 14 Februari sebagai tanggal penghormatan untuk Saint Valentine. Akhirnya secara gradual 14 Februari menjadi tanggal saling menukar pesan kasih, dan Saint Valentine menjadi patron dari para penabur kasih. Tanggal ini ditandai dengan saling mengirim puisi dan hadiah, seperti bunga dan gula-gula. Bahkan, sering pula ditandai dengan adanya kumpul-kumpul atau pesta dansa.
Dari paparan di atas kita tahu bahwa kisah cinta Valentine ini merupakan kisah cinta milik kalangan Kristen dan sama sekali tidak memiliki benang merah budaya dan peradaban dengan Islam. Namun, mengapa remaja-remaja Muslim ikut larut dan merayakannya? Ada beberapa jawaban yang bisa kita berikan terhadap pertanyaan tersebut. Pertama, kalangan remaja Muslim tidak tahu latar belakang sejarah Valentine's Day, sehingga mereka tidak merasa risih untuk mengikutinya. Dengan kata lain, remaja Muslim banyak yang memiliki kesadaran sejarah yang rendah. Kedua, adanya anggapan bahwa Valentine's Day sama sekali tidak memiliki muatan agama dan hanya bersifat budaya global yang mau tidak mau harus diserap oleh siapa saja. Ketiga, keroposnya benteng pertahanan relijius remaja Muslim sehingga tidak mampu lagi menyaring budaya dan peradaban yang seharusnya mereka "lawan" dengan keras. Keempat, adanya perasaan loss of identity kalangan remaja Muslim sehingga mereka mencari identitas lain sebagai pemuas keinginan mendapat identitas global. Kelima, hanya mengikuti tren yang sedang berkembang agar tidak disebut ketinggalan zaman. Keenam, adanya pergaulan bebas yang kian tak terbendung dan terjadinya de-sakralisasi seks yang semakin ganas. Mungkin masih ada deretan jawaban lain yang bisa diberikan terhadapa pertanyaan di atas.
Islam, Valentine's Day, dan Cinta
Bisa kita lihat pada bahasan di atas bahwa Valentine's Day merupakan peringatan "cinta kasih" yang diformalkan untuk mengenang sebuah peristiwa kematian seorang pendeta yang mati dalam sebuah penjara. Yang kemudian diabadikan oleh gereja lewat tangan Paus Gelasius. Maka, merupakan sebuah kurang cerdas jika kaum Muslim dan secara khusus kalangan remajanya ikut melestarikan budaya yang sama sekali tidak memiliki ikatan historis, emosioal, dan religius dengan mereka. Keikutsertaan remaja Muslim dalam "hura-hura" ini merupakan refleksi sebuah kekalahan dalam sebuah pertarungan mempertahankan identitas dirinya. Mungkin ada sebagian remaja yang akan bertanya: Kenapa memperingati sebuah tragedi cinta itu tidak boleh dilakukan? Apakah Islam melarang cinta kasih? Bukankah Islam menganjurkan pemeluknya kasih kepada sesama?
Tak ada yang menyangkal bahwa Islam tidak melarang cinta kasih. Islam sendiri adalah agama kasih dan menjunjung cinta kepada sesama. Dalam Islam cinta demikian dihargai dan menempati posisi sangat terhormat, kudus, dan sakral. Islam sama sekali tidak phobi terhadap cinta. Islam mengakui fenomena cinta yang tersembunyi dalam jiwa manusia. Namun demikian, Islam tidak menjadikan cinta sebagai komoditas yang rendah dan murahan. Cinta yang merupakan perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihanya dengan penuh gairah, lembut, dan kasih sayang dalam Islam dibagi menjadi tiga tingkatan yang kita tangkap dari ayat Al-Quran. "Katakanlah: Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, kerabat-kerabatmu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerusakannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu senangi lebih kau cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta jihad di jalan-Nya, maka tunggulah hingga Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang fasik." (At-Taubah: 24).
Dalam ayat ini menjadi jelas kepada kita semua bahwa cinta yang utama adalah cinta kepada Allah, Rasul-Nya, dan jihad di jalan-Nya. Inilah yang disebut dengan cinta hakiki. Cinta hakiki akan melahirkan pelita. Cinta hakiki yang dilahrikan iman akan senantiasa memberikan kenikmatan-kenikmatan nurani. Cinta hakiki akan melahirkan jiwa rela berkorban dan mampu menundukkan hawa nafsu dan syahwat birahi. Cinta akan menjadi berbinar tatkala orang yang memilikinya mampu menaklukkan segala gejolak dunia. Cinta Ilahi akan menuntun manusia untuk hidup berarti.
Islam memandang cinta kasih itu sebagai rahmat. Maka, seorang mukmin tidak dianggap beriman sebelum dia berhasil mencintai saudaranya laksana dia mencinta dirinya sendiri (HR Muslim). "Perumpamaan kasih sayang dan kelembutan seorang mukmin adalah laksana kesatuan tubuh; jika salah satu anggota tubuh terasa sakit, maka akan merasakan pula tubuh yang lainnya: tidak bisa tidur dan demam." (Bukhari dan Muslim). Seorang Mukmin memiliki ikatan keimanan sehingga mereka menjadi laksana saudara (Al-Hujarat: 13), dan cinta yang meluap sering kali menjadikan seorang Mukmin lebih mendahulukan saudaranya daripada dirinya sendiri, sekalipun mereka berada dalam kesusahan (Al-Hasyr: 9).
Di mata Islam mencintai dan dicintai itu adalah "risalah" suci yang harus ditumbuhsuburkan dalam dada setiap pemeluknya. Makanya Islam menghalalkan perkawinan. Islam tidak menganut "selibasi" yang mengebiri fitrah manusia, seperti yang terjadi dalam ajaran Kristen dan Hindu serta Budha yang menganut sistem sosial yang dikenal dengan kependetaan. Sebab, memang tidak ada rahbaniyah dalam Islam.
Valentine's Day yang merupakan ungkapan kasih yang bukan bagian dari agama kita, juga saat ini dirayakan dengan menonjolkan aksi-aksi permisif, dengan lampu remang, dan lilin-lilin temaram. Meniru perilaku agama lain dan sekaligus melegalkan pergaulan bebas inilah yang tidak dibenarkan dalam pandangan Islam.
Islam dan Perlawanan Budaya
Sebagai agama pamungkas, Islam dengan tegas memosisikan diri sebagai agama yang diridhai oleh Allah, dan siapa saja yang ingin mencari agama selain Islam maka agamanya tidak akan diterima (lihat Ali Imran ayat 19 dan 185). Dan, sebagai agama terakhir Islam telah melakukan beberapa pembenaran dari berbagai penyelewengan yang terjadi dalam agama Kristen dan agama Yahudi. Islam mengharuskan pemeluknya untuk membentengi diri dari semua budaya yang datang dari kalangan Yahudi dan Kristen. Kaum Muslimin harus memiliki budaya dan identitasnya sendiri yang bersumber pada norma dan ajaran agamanya.
Setelah kita mengetahui bahwa Valentine's Day sama sekali tidak memiliki kaitan sejarah dengan Islam, maka menjadi tugas semua remaja Islam untuk menghindari dan tidak ikut serta dalam sebuah budaya yang tidak bersumber dari ajarannya. Valentine's Day bukanlah simbol dan identitas remaja Muslim karena ia merupakan hari raya kalangan remaja Kristen. Dan kita persilahkan saudara-saudara kita dari remaja kalangan Kristen untuk merayakannya sesuai dengan keyakinan mereka.
Ada satu hadits yang sangat terkenal yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda (yang artinya), "Barang siapa yang menyerupai sebuah kaum, maka dia menjadi bagian dari mereka." (HR Abu Daud). Hadits ini mengisyaratkan bahwa meniru-niru budaya-reliji orang lain yang tidak sesuai dengan tradisi Islam memiliki risiko yang demikian tinggi. Orang tersebut akan dianggap sebagai bagian dari orang yang ditiru. Sebagaimana juga firman Allah, "Barang siapa di antara kamu menjadikan mereka sebagai pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonga mereka." (Al-Maidah : 51). Sabda Rasulullah, "Kau akan bersama-sama dengan orang yang kau cintai." (Bukhari dan Muslim).
Banyak contoh yang bisa kita kemukakan dari kontra-kultural yang dilakukan Rasulullah saw. untuk mengokohkan identitas umatnya. Saat datang ke Madinah Rasulullah saw. melihat masyarakat bersuka ria dalam dua hari. Kemudian Rasulullah saw. bertanya, "Hari apa dua hari itu?" Para sahabat menjawab, "Dua hari tadi adalah hari ketika kami bermain-main dan bersuka cita pada masa jahiliyah!" Maka, bersabdalah Rasulullah saw., "Sesungguhnya Allah telah mengganti dua hari itu dengan dua hari yang lebih baik bagi kalian: Idul Adha dan Idul Fithri." (HR Abu Daud).
Rasulullah saw. misalnya melarang umatnya makan dengan tangan kiri karena cara itu adalah cara makan syaitan. Larangan Rasulullah terhadap peringatan 2 hari ketika orang-orang Madinah biasa bermain pada zaman jahiliyah merupakan perlawanan budaya terhadap budaya jahilyah dan digantikan dengan budaya-reliji baru. Sedangkan pelarangannya agar tidak makan dengan tangan kiri juga merupakan perang etika Islam dengan etika syaitan.
Allah tidak menghendaki kaum Muslimin menjadi "buntut" budaya lain yang berbenturan nilai-nilainya dengan Islam. Peringatan Allah pada ayat di atas membersitkan pencerahan pada kita semua bahwa Islam dengan ajarannya yang universal harus dijajakan dengan rajin kepada dunia. Mengenal Islam dengan cara yang benar dan agar Islam menjadi "imam" peradaban dunia kembali. Sebab, kehancuran peradaban Islam telah menimbulkan kerugian demikian besar pada tatanan normal manusia yang terkikis secara moral dan ambruk secara etika. Kemunduran peradaban Islam telah menjebak dunia pada arus kegelapan akhlak dan moralitas. Kehancuran peradaban Islam ini oleh Hasan Ali an-Nadawi dianggap sebagai malapetaka terbesar dalam perjalanan peradaban manusia. Dia berkata, "Kalaulah dunia ini mengetahui akan hakikat malapetaka ini, berapa besar kerugian dunia dan kehilangannya dengan kejadian ini, pastilah dunia hingga saat ini akan menjadikan kemunduran kaum Muslimin sebagai hari berkabung yang penuh sesal, tangis, dan ratapan. Setiap bangsa di dunia ini akan mengirimkan tanda berduka cita.
Apa yang menimpa remaja Muslim saat ini tak lebih dari dampak keruntuhan peradaban Islam yang sejak lama berlangsung. Remaja Muslim masa kini yang "buta" terhadap peradabannya sendiri disebabkan karena adanya serangan budaya yang gencar menusuk jantung pertahanan budaya kaum Muslimin. Kemampuan mereka untuk bertahan dengan ideal-ideal Islam yang rapuh menjadikan mereka terseret arus besar peradaban dunia yang serba permisif, hedonis, dan materialistik. Lumpuhnya pertahanan mereka terhadap gencarnya serangan budaya lain yang terus menggelombung menjadikan mereka harus takluk dan menjadi "budak" budaya lain. Maka, sudah saatnya bagi remaja Muslim untuk memacu diri melakukan gerilya besar dengan mengusung nilai-nilai Islam. Sehingga dia mampu mengendalikan diri untuk tidak terpancing, apalagi larut dengan budaya-reliji lain. Generasi muda Muslim hendaknya mampu membangun benteng-benteng diri yang sulit ditembus oleh gempuran-gempuran perang pemikiran yang setiap kali akan mengoyak-oyak benteng pertahanan imannya.
Perlawanan budaya ini akan bisa dilakukan jika remaja Muslim mampu mendekatkan dirinya dengan poros ajaran Islam dan mampu melakukan internalisasi diktum-diktum itu ke dalam kalbu, dan sekaligus terkejawantahkan ke dalam aksi. Remaja Muslim yang mampu menjadikan keimanannya "hidup" akan mampu bergumul dan bahkan memenangkan pertarungan yang sangat berat di hadapannya. Remaja Muslim yang dengan setia menjadikan Al-Qur'an dan hadits sebagai panduan hidupnya akan mampu menjadi seorang Muslim tahan banting dan imun terhadap virus budaya global yang mengancam identitasnya. Seorang remaja Muslim yang menjadi the living Quran akan mampu melakukan kontra aksi terhadap semua tantangan yang dihadapinya. Dia akan mampu menangkis serangan informasi satu arah yang kini datang dari Barat.
Apa yang mesti dilakukan oleh kalangan muda Islam di zaman serba kompleks ini? Dalam pandangan saya, tidak ada yang lebih baik untuk dilakukan, kecuali kita semua kembali merapatkan jiwa dan kesadaran kita ke akar norma agama kita sendiri, lalu kita gali sedalam-dalamnya, kita renungkan semaksimal mungkin, kita aplikasikan dalam hidup ini. Dan, kita pasarkan ajaran-ajaran Islam itu dengan sepenuh raga dan jiwa. Hanya dengan spirit berjuang yang tinggi dan komitmen yang kuat, remaja Muslim akan lahir kembali dalam sosok yang cemerlang dengan Islam sebagai panji.

Selasa, 06 November 2012

siapa idola mu...?

0komentar

Sobat muda, selama kamu menjalani hidup, apakah kamu pernah mempunyai idola? Ah, sebenarnya kalian tidaklah perlu menjawab pertanyaan ini. Saya sudah dapat memastikan apa jawabannya. Sudah dapat memastikan bahwa setiap dari kalian, termasuk yang sedang membaca Buletin gaulislam ini, tentulah pernah dan sekarang pun punya idola.

Eh, sebenarnya itu bukanlah semata-mata prediksi lho. Itu lebih ke arah fakta bahwasanya manusia, yang termasuk di dalamnya para remaja, mempunyai naluri alamiah untuk mengidolakan sesuatu.

Sebagai manusia, saya pernah merasakannya sendiri. Bahkan semenjak saya kecil. Pernah merasakan kekaguman luar biasa terhadap sosok Ultraman yang begitu besar dan mampu membuat para monster babak belur. Tercengang ketika pertama kali melihat lima orang manusia biasa di layar TV berubah menjadi lima pahlawan berhelm pembela kebenaran, Power Rangers. Tidak perlu waktu lama bagi saya untuk meniru gerak-gerik para jagoan layar TV yang saya tonton itu. Main gebuk teman sendiri adalah hasil dari mengidolakan enam jagoan itu. Ah, sebenarnya saya malu menceritakannya. Tapi tak apalah, sebagai gambaran dan pelajaran untuk semua.

Itu pada masa anak-anak. Idolanya biasanya tak jauh-jauh dari itu. Beranjak remaja, tentu beda lagi siapa idolanya. Kebanyakan remaja biasanya kesengsem dengan para artis. Apalagi di jaman sekarang dimana Korean Wave sedang gencar-gencarnya melanda negeri dengan penduduk muslim terbesar di dunia ini. Kebanyakan remajanya pun terlena. Terpukau dengan gaya dan dandanan orang-orang Korea itu. Efeknya? Sudah bisa ditebak, Bro en Sis. Ya, mereka akan mengikuti gaya para artis yang diidolakan. Baik itu cara berpakaian, pola pikir, dan prilaku mereka.

 

Selektif pilih idola

Oya, masalahnya sebenarnya terletak di sini. Para remaja kebanyakan mengikuti sesuatu dengan tanpa pertimbangan-pertimbangan lebih jauh. Main ikut aja, tanpa berpikir ulang apakah sesuatu yang diikuti itu benar atau salah. Nggak peduli lagi. Yang penting enjoy.

Padahal, idola yang mereka jadikan teladan, para artis itu lebih memberikan contoh yang negatif. Lihat aja, misalnya girlband-girlband yang sekarang tumbuh pesat bak jamur di musim penghujan. Siapa pun tahu bagaimana cara berbusana mereka. Serba terbuka. Memperlihatkan bagian tubuh yang semestinya tidak diperlihatkan di depan umum. Aurat yang semestinya ditutupi dengan baik. Yang semestinya tidak boleh diumbar-umbar kecuali untuk suami masing-masing jika sudah tiba waktunya, nanti setelah nikah.

Itu dari segi penampilan. Belum lagi dari segi pesan yang mereka sampaikan lewat lagu-lagu yang didendangkan. Lagu-lagu itu sengaja dibuat guna menyebarkan inspirasi tentang pengekspresian cinta yang bebas. Tidak harus pada orang, waktu, dan tempat yang tepat. Asal suka sama suka, bolehlah melakukan apa pun atas nama cinta. Kehidupan cinta yang bebas, tanpa ikatan suci bernama pernikahan. Sungguh ironi dan menyedihkan.

Namun sobat muda muslim, di tengah-tengah kesedihan yang ada, kita masih bisa dan patut untuk berbangga. Kenapa? Karena ternyata masih ada remaja-remaja tangguh di dunia ini. Mereka ini adalah para remaja yang yang sudah mulai paham bahwa hidup mereka tidaklah semata untuk main-main belaka. Ada sebuah pertanggungjawaban yang kelak harus dihadapi. Sebuah pertanggungjawaban yang hanya mengenal satu perhitungan berdasarkan kebenaran atau kebatilan. Oleh karenanya, kita bisa melihat, mereka sangat berhati-hati meniti hidup. Berpikir ribuan kali dalam urusan memilih idola. Begitu selektif. Jika kira-kira si calon idola dapat membimbing pada kebenaran, mendorong untuk senantiasa ingat dan dekat dengan Allah, maka mereka akan mengambilnya.

Namun, jika kira-kira si calon idola yang ‘ditaksir’ bisa membawanya pada kebatilan, mereka akan segera mengambil tindakan cepat. Melupakan dan untuk kemudian membuangnya jauh-jauh dari alur kehidupan mereka. Tidak peduli betapa kuat keinginan di dada untuk menjadikannya panutan. Syarat nggak terpenuhi, ke laut aja!

Hanya kitalah yang dapat menilai. Apakah diri masing-masing termasuk pada golongan remaja keropos yang begitu mudahnya ‘mengadopsi’ idola seenak hati. Atau, remaja tangguh dengan  perisai sekuat baja, yang hanya mengidolakan orang-orang yang senantiasa bertabur dan bertebar kebaikan.

Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam, ada banyak idola bertebaran di muka bumi. Mereka menjelma bak pahlawan bagi ‘pengikut’ masing-masing. Namun, tahukah kalian bahwa seorang idola tidaklah selalu identik dengan pahlawan. Apalah jadinya jika setiap idola disebut pahlawan? Bagaimanalah mungkin seorang idola dengan milyaran fans berat tapi menyebarkan kesesatan dan kerusakan di muka bumi masih saja disebut pahlawan? Apakah kalian rela menyebutnya pahlawan? Akal yang masih waras tentu akan mengatakan tidak. Mereka adalah penjahat dan perusak, bukan pahlawan.

Dulu, seorang pahlawan biasanya diidentikkan pada mereka yang mati di medan pertempuran. Entah itu mati karena membela bangsa, negara, atau agama. Namun, semakin lama julukan atau gelar pahlawan ini semakin meluas cakupannya. Tidak lagi jelas batasannya. Tidak melulu dinisbatkan pada orang yang mati di medan pertempuran. Seorang bapak yang pontang-panting mencari nafkah kini juga bisa disebut pahlawan bagi keluarganya. Seorang guru yang berjuang mendidik dan mengajarkan ilmunya kini juga bisa disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.

Tetapi, secara umum bisa disimpulkan bahwa pahlawan adalah seseorang yang telah berjuang mengorbankan waktu, jiwa, atau raganya demi kebaikan orang lain. Jika dikaitkan dengan Islam, maka ‘pahlawan Islam’ adalah mereka yang telah mengorbankan waktu, jiwa, atau raganya demi menjaga serta menegakkan kemulian Islam dan para pengikutnya.

Sobat muda muslim, mempunyai idola memang naluriah. Tetapi menetapkan siapa idola kita, itulah yang penting. Tidak sembarangan. Karena jika sembarangan, dan ternyata kualitasnya buruk atau bahkan jahat, itu sama saja bermain-main dengan api. Waspada!

Idola memang diperlukan dalam pengembangan kepribadian seseorang. Karena manusia pada dasarnya memang membutuhkan panutan yang bisa menjadi cermin saat harus menentukan berbagai pilihan hidup. Sungguh tidak bisa terbayangkan jika seandainya idola yang dipilih adalah idola yang memberikan contoh yang buruk atau bahkan rusak, itu akan berpengaruh pada kepribadian kita.

 

Jadi idola bagi yang lain

Bro en Sis, kabar baiknya, kamu nggak harus selalu terpaku mencari idola. Kamu semua berpotensi menjadi idola atau teladan bagi yang lainnya. Seorang kakak misalnya, bisa menjadi teladan bagi adik-adiknya. Seorang guru, bisa menjadi teladan bagi para muridnya. Pun seorang remaja seperti kamu nih, bisa menjadi teladan bagi teman dan orang-orang sekitar. Maka pastikan apa yang diteladankan adalah teladan yang baik. Jangan sampai kalian memberikan teladan yang buruk pada teman dan lingkungan kalian.

Rasulullah saw. bersabda: “Siapa saja yang mencontohkan perbuatan yang baik kemudian beramal dengannya, maka ia mendapat balasannya (pahala) dan balasan serupa dari orang yang beramal dengannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan siapa saja yang mencontohkan perbuatan yang buruk kemudian ia berbuat dengannya, maka ia mendapat balasannya dan balasan orang yang mengikutinya tanpa mengurangi balasan mereka sedikitpun,” (HR Ibnu Majah)

Lalu, bagaimana supaya tidak salah memilih idola? Ini penting. Karena di sinilah pangkal urusannya. Di sinilah seorang remaja sering terjebak. Terkadang seorang remaja merasa bahwa pilihannya sudah bagus, sudah mantap. Tapi ternyata, dia tertipu. Tertipu pesona semu sang idola.

Maka ada satu jurus jitu yang dapat dipakai supaya tidak tertipu dengan pesona palsu sang calon idola. Apa itu? Gunakanlah syariat Islam. Gunakanlah ia sebagai pedoman untuk menentukan siapa idola kalian. Islam adalah sebenar-benar petunjuk yang berasal dari Allah Ta’ala Yang Maha Mengetahui, pencipta manusia dan alam raya, Allah swt. Maka jika kita berpedoman padanya, sudah dapat dipastikan kamu semua nggak akan pernah dikecewakan. Sumpah? Ciyuz! Eh.

Tak hanya sampai di sini. Syariat Islam tidak hanya dapat digunakan sebagai pedoman untuk memilih idola. Tapi juga bisa digunakan jika kita ingin menjadi idola. Bagaimana bisa? Tentu saja bisa. Sejak dahulu, telah bermunculan idola-idola berkualitas tinggi yang lahir berkat kegigihan mereka mengamalkan syariat Islam ini. Super keren!

Oya, tahukah kalian siapa idola yang paling agung yang pernah ada berkat kesempurnaannya mengamalkan ajaran Islam ini?  Dialah Rasulullah Muhammad saw. Keteladanannya bahkan tidaklah untuk manusia semata, melainkan juga untuk seluruh alam. Namanya bahkan tetap bersinar terang meskipun orangnya sudah meninggal ribuan tahun yang lalu. Akan senantiasa bersinar hingga dunia berakhir nanti.

Ah, tentu di antara kamu ada yang pesimis. Bagaimana mungkin bisa memilih idola atau bahkan menjadi idola dengan menggunakan syariat Islam. Padahal kamu marasa bahwa diri kamu masih sangat awam dengan Islam. Sangat minim pengetahuan.

Jangan terburu-buru berkecil hati dulu, sobat. Saya ingin mengingatkan bahwasanya obat dari segala macam kebodohan adalah kemauan untuk belajar. Ingin menguasai Islam, maka belajarlah. Belajar dengan tekun, dengan semangat sekuat baja. Berkorban waktu, harta, dan tenaga. Luangkanlah waktu untuk mau menghadiri kajian-kajian keislaman. Juga jangan ragu, sisihkan uang jajan untuk membeli buku-buku keislaman. Insya Allah, pengorbananmu akan berbuah manis. Dibalas oleh Allah dengan limpahan ilmu.

Maka dengan melimpahnya keilmuan Islam itu, diharapkan kalian dapat memilih dengan baik siapa idola kalian. Juga dapat menjadi idola berkualitas yang senantiasa bertabur dan bertebar kebaikan. Semoga.

 

SATU DARI SERIBU © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates