Jinten Hitam Bisa Jadi Obat HIV
Mampu
menurunkan 81 persen hingga 97 persen tingkat kematian.
Mutia
Nugraheni , Daru Waskita (Yogyakarta)
Selasa, 5
Februari 2013, 06:22 WIB
Jinten
hitam
VIVAlife - Biji tanaman jinten hitam (nigella
sativa lor) banyak dimanfaatkan untuk bahan jamu serta pengobatan herbal.
Khasiatnya cukup banyak, seperti antivirus dan mencegah penyakit diabetes
mellitus, asma hingga kanker.
Kandungan zat yang terdapat pada jinten hitam antara lain timokuinon, nigelon dan asam lemak tak jenuh. Kandungan ini diduga diduga bersifat antioksidatif, kemopreventif dan imunomodulator.
Biji buah jinten hitam yang sebelumnya hanya digunakan untuk pengobatan penyakit ringan kini dikembangkan menjadi obat antiretroviral HIV/AIDS. Ekstraknya dikembangkan sebagai agen kemopreventif antikarsinogenesis melalui mekanisme antioksidan sitoprotektif dan imunomodulator.
Ekstrak heksan biji jinten hitam dapat meningkatkan limfosit CD4, CD8, kadar IFNgamma dan hematoprotektor. Ini sangat potensial dikembangkan sebagai imunomodulator pada penderita imunodefisiensi pada pasien HIV-AIDS yang mengalami penurunan jumlah sel CD4
“Keberhasilan biji jinten meningkatkan jumlah sel CD4 dan CD8 serta berdampak pada populasi sel CD4CD25Treg memberikan harapan pada pasien-pasien HIV-AIDS yang menjalani terapi antiretroviral sebagai terapi ajuvan,” ujar dr. Akrom, M.Kes, dosen farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, dalam ujian terbuka promosi doktor di Fakultas Kedokteran UGM, Senin 4 Februari 2013.
Meski baru skala penelitian laboratorium, namun diketahui timokuinon memiliki efek kemopreventif antikarsinogenesis pada tikus. Bahkan mampu menurunkan 81 persen hingga 97 persen tingkat kematian, termasuk menghambat kerusakan hepar dan ginjal serta meningkatkan jumlah lekosit dan hemoglobin.
“Ekstrak heksan biji jinten juga mampu menurunkan 45 hingga 50 persen insidensi pembentukan nodul dan menurunkan 70 hingga 90 persen pembentukan adenokarsinoma mamae tikus yang diinduksi dimetilbenz(a)antracene,” ujar dr. Akrom.(np)
Kandungan zat yang terdapat pada jinten hitam antara lain timokuinon, nigelon dan asam lemak tak jenuh. Kandungan ini diduga diduga bersifat antioksidatif, kemopreventif dan imunomodulator.
Biji buah jinten hitam yang sebelumnya hanya digunakan untuk pengobatan penyakit ringan kini dikembangkan menjadi obat antiretroviral HIV/AIDS. Ekstraknya dikembangkan sebagai agen kemopreventif antikarsinogenesis melalui mekanisme antioksidan sitoprotektif dan imunomodulator.
Ekstrak heksan biji jinten hitam dapat meningkatkan limfosit CD4, CD8, kadar IFNgamma dan hematoprotektor. Ini sangat potensial dikembangkan sebagai imunomodulator pada penderita imunodefisiensi pada pasien HIV-AIDS yang mengalami penurunan jumlah sel CD4
“Keberhasilan biji jinten meningkatkan jumlah sel CD4 dan CD8 serta berdampak pada populasi sel CD4CD25Treg memberikan harapan pada pasien-pasien HIV-AIDS yang menjalani terapi antiretroviral sebagai terapi ajuvan,” ujar dr. Akrom, M.Kes, dosen farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, dalam ujian terbuka promosi doktor di Fakultas Kedokteran UGM, Senin 4 Februari 2013.
Meski baru skala penelitian laboratorium, namun diketahui timokuinon memiliki efek kemopreventif antikarsinogenesis pada tikus. Bahkan mampu menurunkan 81 persen hingga 97 persen tingkat kematian, termasuk menghambat kerusakan hepar dan ginjal serta meningkatkan jumlah lekosit dan hemoglobin.
“Ekstrak heksan biji jinten juga mampu menurunkan 45 hingga 50 persen insidensi pembentukan nodul dan menurunkan 70 hingga 90 persen pembentukan adenokarsinoma mamae tikus yang diinduksi dimetilbenz(a)antracene,” ujar dr. Akrom.(np)
0 komentar:
Posting Komentar